Mamuju (ANTARA) - Warga korban gempa di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, masih bertahan di lokasi pengungsian, usai gempa bermagnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah itu pada Sabtu (16/1) lalu.

Ribuan pengungsi yang berada di wilayah Kecamatan Tubo Sendana Malunda dan Ulumanda, Kabupaten Manene dan Kecamatan Tapalang, dan Tapalang Barat Kabupaten Mamuju, Selasa.

Para pengungsi yang sebagian besar perempuan dan anak anak tersebut sebagian berada di sepanjang sisi kiri dan kanan jalur trans Sulawesi yang berada pada ketinggian yang menghubungkan kabupaten Majene dan Mamuju.

Pemandangan pengungsi tersebut tampak di saksikan para pengguna jalan baik masyarakat umum mampu para relawan gempa yang mendistribusikan bantuan logistik kemanusiaan.

Sebagian lagi para pengungsi memilih
mendirikan tenda tidak jauh dari tempat tinggalnya ke tempat terbuka yang juga berada di ketinggian dengan jarak 100 sampai 300 meter.

Sebagian lagi memilih pergi dan para pengungsi lainnya memilih jauh meninggalkan pemukimannya menuju ke atas bukti.

"Kami tidak tahu sampai kapan akan bertahan di pengungsian, karena gempa susulan masih terjadi meskipun dengan goncangan lebih kecil, masyarakat khawatir akan ada goncangan lebih besar dari sebelumnya, yang dapat mengakibatkan tsunami, sehingga warga tidak mau kembali dari pengungsian," kata Mardi, warga yang ikut mengungsi.

Ia mengatakan, pengungsi tetap berharap, bantuan dari para relawan dengan mendistribusikan bantuan logistik dengan melintasi jalur trans Sulawesi tetap ada untuk pengungsi.

Pemerintah mencatat data pengungsi gempa di Kabupaten Majene mencapai 4.000 jiwa sementara di kabupaten Mamuju mencapai 15.000 jiwa.

Pewarta: M. Faisal Hanapi
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2021