Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan hingga Senin pukul 08.00 WIB terdapat 19.435 orang mengungsi akibat gempa Magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat.
"Perinciannya, 15.014 orang mengungsi di Kabupaten Mamuju dan 4.421 orang mengungsi di Kabupaten Majene," kata Raditya melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Baca juga: Kasatgas: Pastikan pengungsi gempa Sulbar tidak terpapar COVID-19
Baca juga: BNN Sulsel serahkan bantuan kebutuhan pokok untuk warga Sulbar
Data Pusat Pengendali Operasi BNPB mencatat 25 titik pengungsian di Kabupaten Majene yang tersebar di Desa Kota Tinggi, Lombong, Kayu Angin, Petabean, Deking, Mekata, Kabiraan, Lakkading, Desa Lembang, dan Desa Limbua.
Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat lima titik pengungsian di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro. Lokasi pengungsian di dua kabupaten tersebut masih terus dalam pendataan.
"Pusdalops BNPB melaporkan korban luka berat mencapai 253 orang dengan perincian 64 orang di Kabupaten Majene dan 189 orang Kabupaten Mamuju. Sedangkan korban luka ringan tercatat 679 orang," tuturnya.
Korban meninggal akibat gempa sebanyak 81 orang dengan perincian 11 orang di Kabupaten Majene dan 70 orang di Kabupaten Mamuju.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gempa susulan masih mungkin terjadi. Pada Sabtu (16/1) pukul 06.32 WIB telah terjadi gempa susulan dengan Magnitudo 5,0 di Kabupaten Majene.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu waspada terkait potensi gempa susulan dengan kekuatan yang signifikan.
Baca juga: Kemensos dirikan enam dapur umum untuk penyintas gempa Sulbar
Baca juga: BNPB: Gubernur Sulbar tetapkan status tanggap darurat pascagempa
"Kami mengimbau masyarakat yang tinggal di area perbukitan dengan tebing curam untuk waspada terhadap longsoran dan reruntuhan batu dan masyarakat yang tinggal di kawasan pantai atau pesisir juga selalu waspada dan segera menjauhi pantai bila merasakan gempa susulan," kata Raditya.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021