Kupang (ANTARA) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Kupang mengecam aksi dugaan penganiayaan yang dilakukan kontraktor dan para pekerja terhadap seorang wartawan media daring Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
"Sangat disesalkan aksi penganiayaan wartawan ini. Aparat Kepolisian perlu mengusut persoalan ini hingga tuntas," kata Ketua AJI Kota Kupang Marthen Bana ketika dihubungi di Kupang, Senin, menanggapi kasus dugaan penganiayaan wartawan media daring berinisial AL di Kabupaten Flores Timur.
Wartawan tersebut diduga dianiaya oknum kontraktor berinisial SD bersama para pekerjanya usai meliput kegiatan kunjungan anggota DPRD Kabupaten Flores Timur untuk memantau pembangunan Puskesmas Bale di Kecamatan Klubagolit pada Sabtu (16/1).
Baca juga: Polisi usut kasus dugaan penganiayaan wartawan di Flores Timur
Baca juga: Empat jurnalis Kupang diserang saat meliput
Informasi yang dihimpun, peristiwa tersebut diduga berkaitan dengan pemberitaan yang ditulis wartawan bersangkutan di media daring tentang pembangunan Puskesmas Bale yang disebut tidak sesuai dengan rencana anggaran pelaksanaan (RAP).
Marthen Bana mengatakan pihaknya telah mengetahui informasi terkait kasus tersebut dan sangat menyesalkan aksi premanisme yang tidak semestinya dilakukan kontraktor dan pekerjanya.
Ia menjelaskan narasumber yang tidak puas dengan sebuah pemberitaan yang mungkin dinilai tidak berimbang maka ada mekanisme hak jawab atau klarifikasi yang diatur dalam Undang-Undang Pers untuk memberikan penjelasan yang sebenarnya terkait pembangunan puskesmas tersebut.
Tindakan memukul atau menganiaya wartawan yang bekerja memenuhi hak publik untuk mendapatkan informasi adalah perbuatan pidana, katanya.
"Perlu diingat bahwa salah satu fungsi pers adalah melakukan kontrol sosial. Segala hal yang berkaitan dengan kepentingan publik, apabila diduga tidak dikerjakan sesuai dengan ketentuan menjadi maka tugas pers untuk mengontrol," katanya.
Baca juga: Dewan Pers minta Kepolisian jelaskan kekerasan oknum pada wartawan
Baca juga: Wartawan LKBN Antara jadi korban arogansi oknum aparat
Untuk itu pihaknya meminta agar aparat Kepolisian di Flores Timur mengusut tuntas kasus tersebut dan jika terbukti bersalah maka pelaku harus mendapatkan sanksi hukum sesuai ketentuan yang berlaku.
Marhen menambahkan dalam melakukan proses liputan wartawan bekerja dengan rujukan Undang-Undang Pers dan Kode Etik Jurnalis yang wajib dipatuhi. Wartawan menempuh cara-cara yang etis dan profesional dalam melakukan liputan yakni mengedepankan asas keberimbangan dalam proses peliputan atau pembuatan berita.
Baca juga: Dewan Pers didesak aktifkan pedoman penanganan kekerasan jurnalis
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2021