Jakarta (ANTARA) - Komandan Satuan Komando Pasukan Katak (Dansat Kopaska) Koarmada III Letkol (P) Yudo Ponco menyatakan dokumentasi kondisi bawah air di lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 sangat penting.
"Update informasi bawah air yang dilakukan setiap hari dibutuhkan guna menjadi salah satu bahan pertimbangan pimpinan dalam mengambi keputusan," kata Ponco di KRI Rigel-933, Sabtu.
Ponco yang bertugas di Katapop, Sorong, Papua Barat, itu diberangkatkan ke lokasi jatuhnya Sriwijaya Air untuk memimpin tim vidiografi bawah air.
"Kami setiap hari mengambil video kondisi bawah air di beberapa titik pecahan pesawat berdasar info dari hasil olah data Pushidrosal," kata Ponco.
Beberapa data dikumpulkan di antaranya kondisi bawah laut per hari dan info pembanding hidros terkait kondisi sebaran puing.
Dokumentasi bawah air juga digunakan sebagai data tambahan dalam menentukan bahwa bagian pesawat yg mana di titik lokasi yang diselami tersebut.
Saat pengambilan dokumentasi bawah air, kondisi dasar laut yang berlumpur, jarak pandang terbatas, serpihan pesawat yang tajam dan arus yang kuat adalah tantangan tersendiri untuk tim agar bisa menghasilkan video yang maksimal.
Baca juga: Basarnas evakuasi 17 kantong jenazah korban Sriwijaya Air SJ 182
Baca juga: KN Trisula KPLP temukan pakaian diduga milik penumpang SJ 182Dokumentasikan simbol
Ponco mengatakan dokumentasi dari simbol dan identitas dari penumpang dan pesawat Sriwijaya Air sangat bermanfaat untuk menentukan keberadaan pemiliknya.
"Saya lebih tertarik dengan gambar yang sifatnya identitas seperti ID Card, HP, logo pesawat dan juga barang pribadi penumpang seperti pakaian bahkan boneka," kata Ponco.
Pewarta Antara yang mengikuti operasi kemanusiaan mencatat beberapa barang pribadi yang didokumentasikan dan dikumpulkan tim SAR Kopaska di antaranya dompet berwarna coklat, terselip sejumlah identitas seperti kartu kesehatan dan PT Sriwijaya Air Group bernama Yunni Dwi Saputri.
Selanjutnya, buku pemeriksaan "ramp check" atas nama Oke Dhurrotul J, pramugari NAM Air yang jadi penumpang Sriwijaya Air SJ-128.
Pakaian anak berwarna merah dengan gambar Minny Mouse diduga milik penumpang anak bernama Yumna Fanisyatuzahra.
Baju pemilik usaha "Gerobak Vapor" Ihsan Adhlan Hakim penumpang Sriwijaya Air bersama istrinya Putri Wahyuni.
Kemudian masker kokpit yang ditemukan di kedalaman 17 meter. Bahkan di hari ketujuh pencarian, ditemukan pula winglet sayap pesawat yang terdapat logo Sriwijaya Air.
Tim SAR Kopaska juga menemukan telepon genggam dan SIM card milik Rion Yogatama di kedalamam 17 meter.
"Simbol dan identitas itu sangat penting untuk membantu semua pihak dalam melakukan identifikasi," kata Ponco.
Pewarta: Fauzi
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021