Listrik di Kota Mamuju saat ini masih padam dan pengungsi bertahan hidup di tenda-tenda pengungsi dengan ala kadarnya.

Palu (ANTARA) - Pengungsi korban gempa di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) khususnya di Kota Mamuju dan Majene saat ini sangat membutuhkan bahan-bahan pokok dan obat-obatan untuk bertahan hidup dengan sehat di lokasi pengungsian.

"Menurut laporan relawan kami yang berada di lokasi bencana, kebutuhan pokok yang saat ini sangat dibutuhkan pengungsi antara lain air minum dan air bersih, makanan siap saji, makanan bayi dan anak, obat-obatan dan multivitamin," kata Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Rusman Ramli kepada ANTARA di Palu, Sabtu petang.

Ia menerangkan sebelum melaporkan kepada DPW PKS Sulteng, para relawan melakukan assessment setelah itu mendata bahan-bahan pokok dan nonpokok apa saja diperlukan para pengungsi sesegera mungkin. Mereka juga membutuhkan dapur umum, tenda atau terpal, jas hujan, selimut, genset dan alat penerangan lainnya.

"Listrik di Kota Mamuju saat ini masih padam dan pengungsi bertahan hidup di tenda-tenda pengungsi dengan ala kadarnya. Kita berharap bantuan secepatnya terus mengalir kepada mereka," ujarnya.

Pihaknya juga secepatnya kembali mengirimkan bantuan logistik dan relawan dari berbagai daerah di Sulteng. Saat ini para relawan mendirikan posko bantuan di Mamuju.

"Besok (Minggu), bantuan logistik dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS untuk korban gempa Sulbar tiba di Palu dan pada Senin langsung dikirimkan ke Sulbar untuk didistribusikan oleh relawan kepada pengungsi di sana," ujarnya.

Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Majene, Sulawesi Barat, dan sekitarnya pada Jumat (15/1) dini hari.

Gempa kedua tersebut menyebabkan korban jiwa dan ribuan orang mengungsi karena rumahnya rusak.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan korban meninggal dunia akibat gempa bumi di Sulawesi Barat sebanyak 46 jiwa yang terdiri atas sembilan korban di Majene dan 37 korban jiwa di Mamuju.

Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021