"Kami saat ini kekurangan air bersih untuk diminum, sementara untuk membeli air kemasan dibatasi hanya satu dos per rumah tangga," kata salah seorang warga Salma di Kota Mamuju, Sulbar, Jumat.
Dia mengatakan, untuk membeli air mineral kemasan pun sudah mulai terbatas, karena toko-toko dan minimarket hampir semuanya tutup. Kalaupun ada yang buka, hanya dapat dihitung jari.
Baca juga: PMI beri pertolongan darurat korban gempa Sulawesi Barat
Hal senada dikemukakan warga Mamuju lainnya, Abd Syukur yang rumahnya tak jauh dari Kantor Gubernur Sulbar.
Menurut dia, persediaan air bersih untuk diminum sudah sangat minim, sementara untuk membeli pun sudah susah, karena harus keluar lokasi pengungsian sementara.
"Sepeda motor kami rata-rata rusak akibat tertimbun reruntuhan bangunan, jadi harus berjalan jauh mencari toko yang masih buka untuk membeli air mineral," katanya.
Kalau pun ada sepeda motor yang masih bisa difungsikan, lanjut dia, untuk isi BBM harus menebus dengan harga yang mahal yakni Rp25 ribu per botol/liter.
"Rata-rata semua penjual bensin eceran kehabisan stok. Kalaupun masih ada stok dijual dengan harga eceran Rp25 ribu per liter," katanya.
Menanggapi kondisi tersebut, salah seorang Agen Pertamina di Sulbar, Ahmad mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk membantu menormalisasi harga, karena persediaannya juga semakin menipis, sementara akses jalan masuk ke Mamuju, Sulsel ataupun sebaliknya.
Baca juga: Gempa Sulbar, ASDP tutup sementara Pelabuhan Mamuju
Pewarta: Amirullah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021