Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di lokasi evakuasi pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 di sekitar Kepulauan Seribu cerah berawan.
Berdasarkan pantauan data BMKG pada Jumat, kondisi cuaca di sekitar lokasi pencarian korban dan puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ-182 diprakirakan berawan dan cerah berawan dari pagi hingga malam.
Baca juga: 239 kantong jenazah terkumpul selama enam hari evakuasi Sriwijaya Air
Baca juga: Baruna Jaya temukan lokasi duga cockpit-ekor pesawat Sriwijaya SJ 182
Pada pukul 07.00 WIB, cuaca diprakirakan berawan, dengan arah angin berasal dari barat laut, kecepatan angin 6-10 knots, tinggi gelombang 0,5 - 1 meter dan kecepatan serta arah arusnya 10 - 20 cm/s dari timur ke selatan.
Berikutnya, pada pukul 13.00 WIB, cuaca diprakirakan cerah berawan dengan arah angin berasal dari barat laut ke utara, kecepatan angin 6-10 knots, tinggi gelombang 0,5 - 1 meter dan kecepatan serta arah arusnya diprakirakan antara 10 - 20 cm/s dari timur ke selatan.
Sementara cuaca pada pukul 19.00 WIB diprakirakan berawan, dengan arah angin, kecepatan angin dan tinggi gelombang yang juga diperkirakan sama dengan perkiraan sebelumnya. Sementara kecepatan dan arah arus di lokasi pencarian diprakirakan antara 8 - 10 cm/s dari selatan ke barat daya.
Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman MS berharap cuaca akan tetap bersahabat, sehingga tim SAR gabungan dapat melaksanakan penyelaman tanpa mengalami kesulitan dan hambatan.
"Harapan kita mudah-mudahan cuacanya sangat bersahabat, sangat menguntungkan, sehingga rekan-rekan kita yang melaksanakan penyelaman tidak mengalami kesulitan, hambatan dari sisi cuaca," kata dia dalam jumpa pers di JICT 2, Jumat.
Untuk pencarian, kata Brigjen TNI (Mar) Rasman, lokasi evakuasi akan diperluas mengingat kemungkinan jasad korban dan puing-puing pesawat dapat terbawa arus dan semakin menjauh.
"Kalau kemarin kita konsentrasi ke Pulau Lancang dan Pulai Laki, hari ini kami akan memperluas ke sekitar Pulau Untung Jawa, Pulau Rambut dan Pulau Bokor, karena kemungkinan ada yang sampai di pulau-pulau di sekitar Pulau Lancang dan Pulai Laki," katanya.
Baca juga: Tim SAR kembali temukan 16 kantong bagian tubuh korban pesawat SJ 182
Baca juga: Jasa Raharja serahkan santunan korban Sriwijaya Air asal Mempawah
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Alat rekam data penerbangan atau flight data recorder (FDR) telah ditemukan di perairan Kepulauan Seribu pada Selasa (12/1).
Pewarta: Katriana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021