Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mengeluarkan dua kali guguran material pada Kamis, dengan jarak luncur 600 meter ke arah Kali Karasak.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya menyatakan guguran material itu tercatat keluar dari Gunung Merapi pada periode pengamatan pukul 06.00-12.00 WIB dengan intensitas kecil.
Baca juga: Gunung Merapi mengeluarkan tiga kali guguran lava sejauh 400-500 meter
Selain guguran material, pada periode pengamatan itu, BPPTKG juga mencatat 35 kali gempa guguran di gunung itu dengan amplitudo 3-24 mm dan durasi 11 detik, satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 3 mm dengan durasi 11 detik, tiga kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3-17 mm dan durasi 7-9 detik.
Sementara itu, berdasarkan hasil pengamatan visual asap kawah tidak teramati keluar dari puncak Gunung Merapi.
Baca juga: Guguran lava pijar keluar 14 kali dari Gunung Merapi
Cuaca di gunung itu cerah berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dengan suhu udara 22-27 derajat Celsius, kelembaban udara 62-74 persen dan tekanan udara 567-688 mmHg, serta volume curah hujan 16 mm per hari.
BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.
Baca juga: Wilayah timur lereng Merapi di Sleman dilanda hujan abu
Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.
Baca juga: Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran sejauh 600 meter
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2021