Jakarta (ANTARA) - Cuka atau yang biasa disebut vinegar mudah ditemukan di dapur, namun yang popular hanyalah cuka putih dan cuka sari apel padahal ada banyak jenis lainnya.
Cuka dibuat melalui proses fermentasi cairan beralkohol atau cairan manis yang telah difermentasi untuk menghasilkan etanol oleh bakteri asam asetat. Beberapa bahan fermentasi, seperti kelapa, beras, kurma, kesemek, madu, dan lain-lain, dapat digunakan untuk membuat cuka.
Berikut adalah berbagai jenis cuka yang tersedia di pasar dan manfaatnya, seperti dilansir Boldsky, Kamis.
Baca juga: Mencoba "DIY skincare"? Hindari lima bahan ini
Cuka sari apel
Cuka sari apel dibuat dari sari apel atau mustar. Apel difermentasi dan melewati proses ekstensif untuk mengembangkan produk akhir. Cuka ini berwarna kuning pucat ini dibuat dari apel yang diperas, yang menambahkan rasa buah ke dalamnya.
Kaya nutrisi, cuka sari apel digunakan dalam salad, chutney, pengawet makanan, dan bumbu perendam. Manfaat kesehatan dari cuka sari apel di antaranya mengatur kadar gula darah, meningkatkan kesehatan usus, menurunkan berat badan, menyembuhkan sakit tenggorokan, meningkatkan kesehatan jantung dan lainnya.
Cuka anggur merah/putih
Cuka ini biasanya digunakan untuk memasak. Cuka ini dibuat dari campuran anggur merah atau putih.
Cuka putih memiliki rasa yang tajam, sedangkan cuka merah dibumbui dengan raspberry alami. Cuka merah biasanya digunakan dalam olahan daging babi, sedangkan cuka putih digunakan untuk olahan ayam/ikan.
Manfaat kesehatan dari cuka merah dan putih adalah sebagai obat untuk gangguan pencernaan, membantu memperlambat tanda-tanda penuaan. Asam asetat pada cuka jenis ini terbukti bermanfaat mengurangi lemak tubuh serta membantu meningkatkan kualitas kulit.
Baca juga: Obati kulit terbakar sinar matahari pakai cuka, ide buruk atau baik?
Cuka beras
Cuka beras adalah salah satu bentuk cuka kuno, yang tidak terlalu populer di industri kesehatan. Dibuat dengan memfermentasi anggur beras, cuka beras tersedia dalam warna putih, merah atau hitam dan juga tersedia dalam bentuk yang dibumbui atau tidak berbumbu serta mengandung asam asetat dan asam amino dalam jumlah sedang.
Cuka beras putih digunakan untuk mengawetkan sayuran, sedangkan cuka beras merah digunakan untuk membuat saus atau celupan. Manfaat kesehatan dari cuka beras adalah membantu melancarkan pencernaan, mengobati kelelahan, meningkatkan kekebalan tubuh dan meningkatkan kesehatan jantung dan hati.
Cuka balsamic
Cuka balsamic secara tradisional dikenal sebagai cuka warna cokelat tua yang dibuat dari anggur tanpa filter dan tidak difermentasi. Tidak seperti jenis cuka lainnya, cuka balsamic tidak diperoleh dari alkohol yang difermentasi tetapi dibuat dari buah anggur yang diperas dan dibiarkan menua seperti anggur.
Cuka balsamic kaya akan antioksidan dan mengandung kolesterol rendah serta lemak jenuh. Manfaat kesehatan dari cuka ini di antaranya dapat membantu mengurangi risiko kanker, serangan jantung, meredakan nyeri dan menekan nafsu makan.
Cuka malt
Cuka berwarna emas muda ini populer di Austria, Jerman, dan Belanda. Ini terutama terbuat dari bir dan memiliki rasa malty yang tajam. Cuka malt mengandung asam asetat, diencerkan antara 4 persen dan 8 persen keasaman, yang membuatnya menjadi bahan yang sangat baik dalam manajemen berat badan.
Manfaat kesehatan dari cuka malt di antaranya membantu mengontrol kadar gula, rendah kalori sehingga bermanfaat untuk menurunkan berat badan dan membantu menurunkan kolesterol.
Cuka tebu
Jenis cuka ini diekstrak dari tebu dan biasa digunakan di Filipina. Rasa cuka tebu seperti cuka beras. Namun, berbeda dengan namanya, cuka tebu tidak manis dan memiliki rasa yang mirip dengan jenis cuka lainnya.
Manfaat kesehatan dari cuka tebu di antaranya dapat membantu meningkatkan kualitas kulit, mengelola myringitis granular serta membantu mengelola glikemia.
Baca juga: Jurus jitu singkirkan pestisida dari makanan Anda
Baca juga: Manfaat susu almond, turunkan berat badan hinggah cegah Alzheimer
Baca juga: Rekomendasi sayuran rendah glikemik untuk penyandang diabetes
Penerjemah: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021