Saat itu cuaca buruk dengan gelombang besar dan angin kencang

Jakarta (ANTARA) - Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmada I mengevakuasi seorang nelayan yang meninggal dunia di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Rabu.

"Benar, ada tiga personel Kopaska yang mengevakuasi jenazah tersebut," kata Perwira Staf Operasi Satkopaska Koarmada I, Letkol Laut (P) Mukawat.

Mukawat menjelaskan empat sea riders Kopaska mengantarkan temuan kotak hitam Flight Data Recorder (FDR) ke JICT II Tanjung Priok pada Selasa (12/1) petang.

Kemudian di Rabu pagi, mereka kembali ke sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang untuk melanjutkan operasi pencarian korban dan serpihan pesawat Sriwjaya Air SJ 182.

Saat melintas di antara Pulau Bidadari dan Pulau Untung Jawa, mereka mendengarkan teriakan minta tolong dari kapal nelayan.
"Saat itu cuaca buruk dengan gelombang besar dan angin kencang," kata Mukawat.

Baca juga: Tim SAR gabungan kembali temukan serpihan badan pesawat Sriwijaya Air
Baca juga: BMKG: Cuaca kurang kondusif bisa ganggu pencarian dan evakuasi SJ 182

Personel Kopaska Koarmada I mengevakuasi nelayan yang meninggal dunia di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Rabu (13/1/2021). Saat itu personel Kopaska hendak ke perairan Pulau Laki dan Pulau Lancang untuk melanjutkan operasi pencarian korban dan serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182. (ANTARA/HO/Kopaska)

​​​​​​Di kapal itu, mereka menemukan dua nelayan, salah satunya telah meninggal dunia.

Para personel pun melaporkan kepada pimpinan untuk mengevakuasi jenazah sebelum melanjutkan operasi penyelaman mencari pesawat Sriwijaya Air.

"Jenazah lalu dibawa ke pesisir terdekat, yakni Tanjung Pasir, Tanggerang, menggunakan Sea Rider-19," ujar Mukawat.

Tiba di Tanjung Pasir, jenazah diserahkan kepada komandan pos AL untuk dilakukan penanganan selanjutnya.

Pewarta: Fauzi
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021