Tangerang (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti mengatakan upaya menambah kapasitas fasilitas kesehatan dilakukan dengan mengubah layanan yang sudah ada menjadi tempat penanganan COVID-19 bukan membangun gedung rumah sakit baru.
"Jadi kita memilih mengubah fasilitas kesehatan yang ada terlebih dahulu karena ini lebih cepat. Misalnya saja yang kita upayakan sekarang menjadikan RSK Sintanala khusus tangani COVID-19" kata Ati Pramudji Hastuti di Tangerang Selasa.
Terkait adanya keinginan membangun RSUD oleh DPRD Kota Tangerang, Ati menuturkan rencana tersebut tak dapat dilakukan saat ini. Sebab, fokus pada penanganan pandemi dengan mengubah Faskes yang ada merupakan cara yang efektif dan cepat.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Banten per tanggal 11 Januari 2020 untuk ruang ICU sudah terpenuhi 96 persen, ruang isolasi terisi 92 persen dan ruang isolasi seperti hotel dan puskesmas terisi 771 tempat tidur dari ketersediaan 915 tempat tidur.
Baca juga: Warga Lebak-Banten diajak tidak lakukan kerumunan cegah COVID-19
Baca juga: Banten terima 14.560 dosis vaksin COVID-19 Sinovac
"Melihat data tersebut, kita mendorong penanganan yang cepat yakni merubah faskes yang ada dahulu," ujarnya.
Ati juga mengatakan jika saat ini semua Provinsi di Indonesia sedang kekurangan tenaga kesehatan. Sebab tenaga kesehatan yang ada dibagi tugas ke beberapa bidang mulai dalam penanganan Covid-19, tracing dan layanan lainnya.
Khusus untuk di Provinsi Banten saja, kata Ati, dokter spesialis paru hanya ada 55 orang. Padahal kebutuhan tenaga kesehatan tersebut sangat besar melayani delapan Kabupaten/Kota di Banten. Oleh karena itu sebagai upaya yang kini dapat dilakukan adalah penambahan tempat tidur.
Dinas Kesehatan Provinsi Banten sudah mendorong setiap Kabupaten/Kota untuk menambah kapasitas tempat tidur dengan mengubah fasilitas kesehatan seperti puskesmas rawat inap sebagai tempat isolasi.
"Ada juga yang sudah menambah tempat tidur di hotel dan ini akan terus kita lakukan," ujarnya.
Analis Kebijakan Publik Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Adib Miftahul meminta agar DPRD Kota Tangerang selaku lembaga legislatif untuk dapat lebih bijak dalam mendorong sebuah rencana pembangunan terlebih di masa pandemi COVID-19.
"Dalam masa pandemi ini yang diutamakan adalah bangkit dulu dari pandemi," ujar Adib.
Adib menilai upaya Pemkot Tangerang dalam meningkatkan kualitas dan kapasitas layanan kesehatan merupakan kebijakan yang tepat dan terarah di tengah badai pandemi COVID-19 yang melanda, termasuk di Kota Tangerang.
"Jika masih bisa ditingkatkan maka tingkatkan dulu untuk kondisi saat ini," katanya.
Tak hanya itu, Adib juga mengungkapkan proses pembangunan rumah sakit akan memakan waktu yang lama dan proses yang panjang mulai dari tahap kajian hingga pembangunan fisik konstruksi.
Oleh karena itu peranan rumah sakit swasta yang ada di Kota Tangerang akan sangat penting untuk membantu masyarakat dalam urusan kesehatan melalui fasilitas BPJS kesehatan yang merupakan salah satu program nasional.
"Ketersediaan ranjang rumah sakit penting, tapi kalau membangun mau sampai kapan," katanya.
Dalam penanganan COVID-19 di wilayah Tangerang Raya, Kota Tangerang memiliki jumlah tempat tidur untuk isolasi pasien Covid-19 sebanyak 1.672 unit, Kota Tangerang Selatan sebanyak 654 unit dan Kabupaten Tangerang sebanyak 742 unit.*
Baca juga: Warga Lebak-Banten diimbau polisi patuhi prokes cegah COVID-19
Baca juga: Satgas COVID-19: Warga Lebak mesti patuhi protokol kesehatan
Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021