Dari hasil pemodelan "particle tracking", arah pergerakan serpihan diperkirakan dominan ke arah timur dan tenggara.

Jakarta (ANTARA) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merekomendasikan evakuasi dan pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ke arah Timur Tenggara.

"Dari hasil simulasi komputer, puing-puing dan potongan jasad akan terbawa arah arus ke Timur Tenggara. Sehingga area evakuasi diarahkan ke daerah tersebut," kata Kepala Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai (BTIPDP) BPPT Widjo Kongko saat dihubungi ANTARA, Jakarta, Senin malam.

Rekomendasi itu didasarkan pada hasil Simulasi Hidrodinamika dan Sebaran Partikel Serpihan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang dilakukan BTIPDP BPPT.

Baca juga: Kemenhub pastikan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 laik terbang

Berdasarkan hasil kaji cepat yang diterima ANTARA dari BPPT, hasil pemodelan hidrodinamika yang telah terkalibrasi menunjukkan arus dominan ke arah Tenggara dengan kecepatan kurang dari 0,2 meter per detik.

Dari hasil pemodelan "particle tracking", arah pergerakan serpihan diperkirakan dominan ke arah timur dan tenggara.

Dalam dua hari ke depan sampai dengan 12 Jan 2021, debris diperkirakan ke arah Timur-Tenggara dan berpotensi menuju ke daerah pesisir utara Kabupaten Tangerang.

Untuk pemodelan pergerakan debris yang lebih akurat, Widjo menuturkan dibutuhkan data lapangan berupa posisi dan waktu ditemukannya serpihan dan atau jasad pada saat pencarian atau evakuasi.

Baca juga: Basarnas: Operasi SAR besok fokus cari korban

Pada 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengalami hilang kontak di sekitar Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.

BPPT khususnya BTIPDP diberi tugas untuk melaksanakan Kaji Cepat Simulasi Hidrodinamika dan Sebaran Partikel Serpihan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di sekitar kawasan terjadinya kecelakaan.

Kajian tersebut dilakukan untuk mengetahui kondisi hidrodinamika, khususnya kondisi kecepatan dan arah arus di sekitar lokasi kejadian beberapa hari ke depan.

Di samping itu, kajian juga dapat memperkirakan area pergerakan partikel akibat proses hidrodinamika (arus pasang surut) dan akibat angin di kawasan tersebut.

Baca juga: RS Polri segera serahkan korban yang teridentifikasi kepada keluarga

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021