Beijing (ANTARA) - Saham-saham China ditutup turun tajam pada perdagangan Senin, memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut, karena kekhawatiran atas ketegangan China-Amerika Serikat terus membebani pasar, sementara lonjakan kasus baru COVID-19 domestik juga mengurangi sentimen.
Indikator utama pasar saham China, Indeks Komposit Shanghai merosot 1,08 persen menjadi ditutup pada 3.531,50 poin. Sementara itu Indeks Komponen Shenzhen yang melacak saham-saham di bursa China yang lebih kecil anjlok 1,33 persen menjadi berakhir pada 15.115,38 poin.
Baca juga: IHSG awal pekan ditutup melambung, ditopang kepastian politik di AS
Nilai transaksi gabungan saham-saham yang mencakup kedua indeks utama China mencapai 1,21 triliun yuan (sekitar 186,88 miliar dolar AS), naik dari 1,13 triliun yuan (sekitar 174,63 miliar dolar AS) pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Saham-saham di sektor kendaraan swakemudi dan semikonduktor memimpin kenaikan, sementara yang terkait dengan akuakultur, produksi minuman, dan batu bara memimpin penurunan.
Baca juga: Bursa saham Australia berakhir jatuh dengan kerugian meluas
Kementerian Perdagangan China pada Sabtu (9/1/2021) menerbitkan aturan baru untuk melawan undang-undang yang "tidak dapat dibenarkan" dan pembatasan yang diberlakukan oleh negara asing terhadap perusahaan-perusahaan dan warga China, saat hubungan ekonomi antara Beijing dan Washington memburuk.
Menambah tekanan, China daratan mengalami peningkatan harian terbesar dalam kasus COVID-19 dalam lebih dari lima bulan.
Sementara itu Indeks ChiNext yang melacak saham-saham perusahaan sedang berkembang atau perusahaan rintisan di papan bergaya Nasdaq China, terperosok 1,84 persen menjadi mengakhiri perdagangan pada 3.092,86 poin.
Baca juga: Saham China merosot, dipicu ambil untung dari kenaikan 6 hari beruntun
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021