Koordinator Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG Kementerian ESDM Agus Budianto mengatakan potensi longsor itu masih ada disebabkan material longsoran yang masih ada di lokasi kejadian. Sementara, lokasi tersebut secara alami memang akhirnya menjadi jalur air.
"Artinya semua aktivitas perlu dievakuasi, memperhatikan hujan, dan ini jalur air, ini bisa kebawa ke bawah (tanah longsoran)," kata Agus di lokasi longsor, Ahad.
Baca juga: Jalan antardesa di Lebak tertimbun longsor
Sehingga ia pun mengingatkan kepada masyarakat sekitar lokasi longsor agar meningkatkan kewaspadaan. Terlebih lagi di saat hujan, air yang mengalir di longsoran tersebut bakal tertahan sehingga berpotensi menimbulkan kembali gerakan tanah.
Selain itu, menurutnya peristiwa serupa juga berpotensi terjadi di wilayah lainnya seperti pemukiman yang terletak pada lahan miring. Karena menurutnya hujan diprediksi akan terus turun hingga bulan Mei mendatang.
"Nanti ini bisa terjadi di wilayah dengan pola yang sama, apalagi dengan kontur seperti itu," kata Agus.
Hingga Ahad petang, Tim SAR mencatat ada sebanyak 25 orang yang selamat dari kejadian itu. Sebanyak 21 orang berhasil menyelamatkan diri, kemudian tiga orang berhasil dievakuasi Tim SAR dalam keadaan selamat.
Sedangkan 13 orang lainnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Dua di antara korban meninggal itu adalah aparat dari TNI serta petugas BPBD Sumedang.
Baca juga: Polisi dalami izin pemukiman di lahan longsor di Sumedang
Baca juga: Gubernur sebut area yang terdampak longsor di Sumedang memang rawan
Baca juga: Kepala BNPB berharap warga di daerah longsor Sumedang mau direlokasi
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021