Basarnas menerjunkan KN SAR Wisnu, Karna, Basudewa, helikopter HR-1301 RIB 01 Jakarta dan RIB 03 Jakarta

Jakarta (ANTARA) - Pencarian pesawat Sriwijaya SJ-182 yang dilaporkan hilang kontak dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada Sabtu (9/1), melibatkan sejumlah potensi pencarian dan pertolongan (SAR) dan alat utama.

Menurut data Basarnas Command Center yang dikutip di Jakarta, Minggu, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) atau Basarnas menerjunkan KN SAR Wisnu, KN SAR Karna, KN SAR Basudewa, helikopter HR-1301 RIB 01 Jakarta dan RIB 03 Jakarta.

Pencarian juga melibatkan kapal dari Kementerian Perhubungan; KRI Rigel TNI Angkatan Laut; KN Trisula P111, KN Alugara P114, KN Celurit P203, KN Belati P205, dan KN P348 dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP); KN P Nipah-321, KN P Marore, RHIB-607, RHIB-612, Catamaran-504, dan RHIB-611 dari Badan Keamanan Laut (Bakamla).

Baca juga: Relawan penyelam bantu Basarnas cari puing pesawat Sriwijaya Air

Kemudian, kapal tunda dari PT Pelindo; Super Puma/H3217 dan Caracal/HT-7205 dari TNI Angkatan Udara; Bell 429 P-3203 dari Polisi Udara; KR Baruna Jaya IV dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT); jetsky dari Koramil 04, dan ambulans dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

TNI Angkatan Laut juga menerjunkan unsur laut tambahan, yaitu KRI Kurau, KRI Parang, KRI Teluk Gilimanuk, KRI Cucut, KRI Rigel, TD Galunggung, TD Malabar, dua Sea Raider Komando Pasukan Katak (Kopaska).

Unsur laut tambahan TNI Angkatan Laut yang sedang dikerahkan menuju lokasi adalah KRU Raden Edy Martadinata, KRI I Gusti Ngurah Rai, KRI Malahayati, KRI Semarang dan KRI Leuser.

Baca juga: Tim selam Kopaska temukan bagian tubuh diduga korban Sriwijaya Air

Potensi SAR yang dilibatkan dalam pencarian berasal dari berbagai lembaga, yaitu Kementerian Perhubungan, Pusat Pengendalian Operasi TNI, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, Marinir, Kopaska, Polisi, Polisi Perairan dan Udara, Polisi Udara, KPLP, Bakamla, BPPT, Koramil 04.

Kemudian, Polres Kepulauan Seribu, Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), RS Polri Kramatjati, DVI Mabes Polri, PT Pelindo, Indonesia Divers Rescue Team, POSSI, Pramuka, RAPI, SAR MTA, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Cakrawala, Rumah Zakat, I-Deru, IOF, PT MGS, Heli 3604/AW, dan nelayan.

Baca juga: Tim SAR kirim dua kantong jenazah temuan Sriwijaya ke RS Polri

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifes penerbangan, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Baca juga: Presiden pantau pencarian pesawat dan penumpang Sriwijaya Air

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021