Jakarta (ANTARA News) - Perhimpunan Anak Transmigran RI (PATRI) dari 23 provinsi  di Indonesia berkomitmen tetap bisa merekatkan berbagai suku, budaya dan agama di tanah air dengan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) pertama.

"Dari sejak kolonisasi 103 tahun lalu sampai era kemerdekaan, anak cucu  transmigran telah berkembang menjadi sekitar 50 juta jiwa yang tersebar di 23 provinsi," kata Ketua Panitia Munas I PATRI Akhmadi di Jakarta, Senin.

Para transmigran, ia menjelaskan, adalah kaum pejuang yang pergi ke daerah baru hanya berbekal semangat dan pandai menyesuaikan diri.

"Dengan adanya transmigran, terjadi percampuran budaya antara penduduk asli dan pendatang, baik di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Kami membantu merekatkan NKRI," katanya sambil membantah tuduhan soal banyaknya konflik antara pendatang dan penduduk asli di kawasan transmigrasi.

Menurut dia, konflik hanya bersifat kasuistik, berhubung pada umumnya antara pendatang dan penduduk asli hidup rukun dan damai, bahkan di daerah yang sebagian kawasannya terdapat kawasan transmigrasi justru menjadi tempat-tempat pertumbuhan ekonomi.

Ia mengatakan, meski anggota PATRI hanya orang-orang keturunan transmigran yang seolah tersingkir dari daerah kelahirannya di masa lalu, tetapi anak-anak para transmigran ini telah banyak yang sukses.

Di bidang kemiliteran, lanjut dia, sudah ada empat orang dengan pangkat perwira tinggi, di birokrasi sudah ada juga yang duduk sebagai pejabat eselon I seperti Dirjen dan Kepala Badan, bahkan di perguruan tinggi sudah lebih dari 50 orang bergelar doktor dan lima profesor, juga yang menjadi wakil Gubernur, anggota DPR serta ribuan sarjana.

"Mereka ini telah berkomitmen untuk mengikatkan diri pada wadah PATRI yang dideklarasikan pada 16 Februari 2004 dan membentuk DPD (Dewan Pimpinan Daerah) di 23 provinsi, 183 DPC kabupaten dan 1.472 PAC Kecamatan," katanya.

"Munas I ini diadakan untuk memilih ketua Umum periode 2009-2014, memilih ketua dewan Pembina PATRI 2009-2014 dan untuk mengubah Anggaran Dasar dan anggaran rumah Tangga organisasi.

Ia juga menolak Munas I PATRI yang digelar di gedung serbaguna Pencak Silat TMII Jakarta pada 28-30 Januari 2009 itu, ada kaitannya dengan manuver politik sebelum Pemilu dan Pilpres.

Jumlah utusan yang akan hadir di Munas I tersebut, urainya, sekitar 600 orang dengan peserta dari 23 provinsi masing-masing tiga orang dan dua peninjau serta peserta kabupaten satu orang ditambah tiga peninjau.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009