"Pemerintah mencanangkan akan memberi paket konverter kit BBG sebanyak 56.000 unit ke nelayan dan petani, akan sangat positif. Mengingat kelompok nelayan dan petani merupakan kelompok yang mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19," kata LaNyalla dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
Ia menambahkan, dukungan bagi nelayan dan petani harus dilakukan. Terlebih, dua kelompok ini memegang peran yang tidak kecil saat pandemi Covid-19, khususnya dalam hal ketersediaan pangan.
Ia mengatakan, pemerintah tidak perlu ragu untuk mengambil keputusan yang menyejahterakan rakyat, terlebih Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah.
Baca juga: Kemenhub minta nelayan lengkapi kapal dengan komunikasi radio
Untuk urusan gas bumi, LaNyalla menilai produksi gas Indonesia sangat melimpah. Apalagi, proyek Train 3 LNG Tangguh di Teluk Bintuni sedang dipercepat, dan 2022 sudah beroperasi.
"Belum lagi blok Masela dan temuan terbaru, cadangan gas di Natuna," paparnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, BP Berau Ltd, unit usaha BP Indonesia yang mengoperasikan proyek kilang gas alam cair (LNG) Tangguh, Blok Berau dan Muturi, Papua Barat, memperkirakan proyek konstruksi Train 3 Kilang LNG Tangguh selesai pada kuartal keempat 2021, sehingga bisa meningkatkan produksi LNG.
Dengan mulai beroperasinya Train tiga kilang Tangguh tersebut maka produksi LNG dari kilang Tangguh pada 2022 diperkirakan naik 40 kargo menjadi sekitar 161 kargo dari 120,1 kargo LNG pada 2021. Sementara produksi pada 2020 diperkirakan mencapai 121,1 kargo.
Baca juga: Pemerintah perlu antisipasi dampak PPKM terhadap sektor perikanan
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021