Menurut Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah, IBL yang rencananya dimulai pada 15 Januari itu kemungkinan besar digeser ke Maret.
“Skenarionya IBL digelar pada 15 Januari hingga 7 Februari 2021. Itu fase pertama. Fase kedua pada 2-22 Maret,” kata Junas dalam jumpa pers yang diikuti secara virtual di Jakarta, Sabtu.
“Dengan situasi seperti ini, timeline yang kami siapkan mudah-mudahan membaik. Jadi kami tempatkan fase pertama di fase kedua. Estimasi Maret bisa digelar,” ucap dia menambahkan.
Baca juga: Kilas balik IBL 2020: resistensi di antara kondisi dan permisi
Baca juga: Bali United umumkan roster untuk IBL 2021
IBL sebelumnya telah mendapat rekomendasi untuk menggulirkan liga pada Januari. Protokol kesehatan yang disiapkan juga sudah dievaluasi berkali-kali oleh pihak, baik dari pemerintah daerah maupun departemen kesehatan sebelum akhirnya disetujui.
Sebagai bentuk keseriusan, pada Agustus 2020 lalu, IBL bahkan sudah menggelar simulasi penerapan protokol kesehatan sebagai bagian dari persiapan menghadapi kompetisi musim 2021 di tengah pandemi COVID-19.
Sayangnya, dalam perjalanannya IBL lagi-lagi harus terbentur izin dan peraturan pemerintah terkait pembatasan kegiatan demi menekan laju penularan COVID-19 yang masih tinggi di Indonesia.
“Kami sudah berkali-kali meyakinkan apa yang telah diupayakan mengenai protokol dan sistem bubble. Itu kami yakinkan ke para pihak dan pada waktu itu alhamdulillah bisa tetap berjalan. Tapi kali ini belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan, ya kita harus taati,” ujar Junas.
Jika memungkinkan digelar pada Maret, Junas menyatakan kompetisi akan tetap menggunakan sistem gelembung. Venue penyelenggaraannya pun masih sesuai rencana, yakni di Mahaka Square Arena Jakarta.
Baca juga: Klub IBL sepakat tanpa pemain naturalisasi pada musim 2021
Baca juga: Merger dengan NSH wujud tekad kuat Mountain Gold Timika tampil di IBL
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021