Setelah emas menembus di bawah 1.900 dolar, beberapa pedagang terus mengeksekusi perintah jual

Chicago (ANTARA) - Harga emas anjlok lebih dari empat persen pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) setelah sedikit menguat sehari sebelumnya, karena prospek untuk transisi kekuasaan yang mulus di Washington dan imbal hasil atau yields obligasi AS yang tinggi menarik investor menjauh dari emas.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, terjun 78,2 dolar AS atau 4,09 persen menjadi ditutup pada 1.835,40 dolar AS per ounce. Ini adalah penyelesaian emas berjangka terendah sejak 14 Desember, serta persentase kerugian satu hari terburuk untuk kontrak paling aktif sejak 9 November.

Laporan pekerjaan negatif gagal menawarkan dukungan apapun bagi emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (8/1/2021) bahwa Amerika Serikat kehilangan 140.000 pekerjaan pada Desember, setelah memperoleh 336.000 pekerjaan pada November.

Sehari sebelumnya, Kamis (7/1/2021), emas berjangka menguat 5,00 dolar AS atau 0,26 persen menjadi 1.913,60 dolar AS, setelah anjlok 45,8 dolar AS atau 2,34 persen menjadi 1.908,60 dolar AS pada Rabu (6/1/2021), dan naik 7,8 dolar AS atau 0,4 persen menjadi 1.954,40 dolar AS pada Selasa (5/1/2021).

"Emas mengalami pergeseran fundamental yang besar bagi banyak investor dan mereka mulai meninggalkan perdagangan safe haven," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

"Anda mungkin akan melihat bahwa pasar obligasi melihat aliran yang kuat dan itu menghilangkan beberapa daya tarik dari emas."

Kontrol Demokrat terhadap Senat AS telah menaikkan taruhan untuk stimulus besar, mengangkat imbal hasil obligasi 10 tahun ke level tertinggi sejak Maret.

Sejak Presiden AS Donald Trump telah menyetujui transisi kekuasaan yang teratur, ada beberapa "aksi ambil untung sementara," kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.

"Setelah emas menembus di bawah 1.900 dolar, beberapa pedagang terus mengeksekusi perintah jual."

Sementara emas secara umum dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang dapat dihasilkan dari stimulus yang meluas, terutama tahun lalu, yang telah berubah karena imbal hasil obligasi yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak menghasilkan suku bunga.

"Kami akan melihat lebih banyak stimulus dan pada akhirnya menaikkan suku bunga," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Beberapa analis juga mengatakan beberapa investor dapat mengalihkan dananya ke Bitcoin, yang telah memperpanjang reli yang meroket.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 2,624 dolar AS atau 9,63 persen menjadi ditutup pada 24,637 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April jatuh 53,3 dolar AS atau 4,74 persen menjadi menetap di 1.071,3 dolar AS per ounce.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021