mengetahui lebih cepat potensi terjadi mutasi seperti terjadi di Inggris

Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang Surveilans Genom Virus SARS CoV-2.

Nota Kesepahaman itu dimaksudkan sebagai acuan dan landasan kerja sama kedua kementerian untuk mengadakan surveilans genom virus SARS CoV-2 penyebab COVID-19 dalam rangka mengetahui epidemiologi molekuler, karakteristik, dampak pada kesehatan, dan pelacakan kasus untuk manajemen, pencegahan dan penanggulangan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), serta untuk koordinasi di tingkat nasional dan global.

"Melalui kegiatan ini Indonesia tidak hanya sekadar mengumpulkan informasi lebih banyak, namun juga segera dapat mengetahui lebih cepat potensi terjadi mutasi seperti halnya yang terjadi di Inggris. Serta mutasi yang terjadi tidak menghambat efikasi dari vaksin yang ada," kata Menristek Bambang dalam acara penandatanganan nota kesepahaman itu, Jakarta, Jumat.

Kerja sama tersebut diharapkan dapat mendorong terwujudnya percepatan penyelenggaraan surveilans genom virus SARS CoV-2, melalui kemitraan yang sinergis, kolaboratif, suportif dan berkesinambungan.

"Hasil Surveilans Genom SARS CoV-2 yang diperoleh secara atau mendekati real time akan memungkinkan Indonesia melakukan prediksi, dan mengambil tindakan pencegahan, penanganan, serta pelaporan yang cepat dan tepat, yang sangat diperlukan dalam upaya pengendalian pandemi ini,” tutur Menristek Bambang.

Baca juga: Menristek-Menkes sepakat bentuk tim penelitian virus perangi COVID-19

Baca juga: Menristek imbau pelacakan COVID-19 gunakan alat buatan dalam negeri

Ruang lingkup Nota Kesepahaman itu meliputi penyelenggaraan surveilans genom virus SARS CoV-2 yang antara lain terdiri atas pemeriksaan dan analisis sekuen genom virus SARS CoV-2; verifikasi hasil sekuensing; monitoring dan evaluasi; pengelolaan dan pemanfaatan big data; peningkatan kapasitas sumber daya manusia; pemanfaatan bersama sumber daya; pelaporan hasil; dan
rekomendasi kebijakan.

Sebagai pelaksana kegiatan surveilans genom virus SARS CoV-2, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek)/BRIN menugaskan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang nantinya juga akan melibatkan laboratorium yang ada di perguruan tinggi maupun lembaga pemerintah non kementerian (LPNK) di bawah koordinasi Kemristek/BRIN.

Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan harus segera dijalin jejaring semua laboratorium di Indonesia yang mempunyai kemampuan melakukan genom sekuensing.

Dia juga menuturkan pertukaran informasi dan sumber daya baik peralatan maupun sumber daya manusia (alat/SDM) harus berjalan lancar dan tidak terlalu birokratis.

"Dunia menghadapi musuh yang tidak kasat mata (virus), jadi sistem pertahanan Indonesia melalui surveilans genom sangat perlu untuk diperkuat. Indonesia harus tampil di level internasional,” tutur Menkes.

Menkes Budi mengatakan para ahli di bidang genom sekuensing harus aktif berkontribusi dan memberikan informasi kepada dunia agar perspektif Indonesia dalam bidang tersebut dapat diperhatikan dunia.

"Saya ingin mulai bulan depan hasil dari kegiatan surveilans ini sudah dapat dilaporkan kepada saya dan Menristek,” ujar Menkes Budi.

Baca juga: Menristek: GeNose bisa deteksi COVID-19 kurang dari tiga menit

Baca juga: Menristek: Vaksin dipastikan aman dan efektif

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021