Pemulihan ekonomi tahun lalu berjalan lebih lambat akibat penanganan kesehatan yang belum optimal
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyatakan penanganan di bidang kesehatan merupakan kunci pendorong terjadinya proses pemulihan ekonomi 2021 dari dampak pandemi COVID-19.
"Kalau belajar dari tahun lalu dan sumber proses pemulihan ekonomi yang lambat disebabkan penanganan kesehatan belum optimal maka anggaran PEN tahun ini perlu difokuskan ke penanganan kesehatan yang lebih baik," katanya kepada Antara di Jakarta, Kamis.
Yusuf menuturkan untuk tahun ini pemerintah perlu lebih fokus pada penanganan bidang kesehatan melalui anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Baca juga: CORE: Kesehatan dan insentif usaha faktor PEN tak terserap maksimal
Ia menegaskan hal tersebut harus dilakukan mengingat pemulihan ekonomi tahun lalu berjalan lebih lambat akibat penanganan kesehatan yang belum optimal.
Ia menjelaskan belum optimalnya penanganan kesehatan pada tahun lalu terlihat dari realisasi anggaran di bidang ini yang tergolong rendah yaitu Rp63,51 triliun dari pagu Rp99,5 triliun.
Yusuf menyebutkan penyerapan anggaran PEN untuk bidang kesehatan yang rendah tersebut dilatarbelakangi oleh adanya beragam permasalahan administrasi koordinasi antara lembaga pemerintah.
"Di sisi lain, kalau kita lihat proses kepemimpinan Menteri Kesehatan menjadi tidak optimal karena tidak ada strategi khusus dalam mendorong realisasi ini," tegasnya.
Baca juga: Realisasi anggaran PEN capai Rp579,8 triliun pada 2020
Tak hanya itu, Yusuf mengatakan pemerintah juga harus fokus pada bidang perlindungan sosial seiring dengan diperketatnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jawa-Bali pada awal tahun ini.
"Perlindungan sosial juga penting untuk diperhatikan apalagi mengingat di awal tahun ini pemerintah sudah memutuskan untuk melakukan PSBB," ujarnya.
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa pemerintah masih memiliki tugas agar efektivitas anggaran perlindungan sosial dapat optimal yaitu memastikan keterbaruan data.
"Salah satu hal yang penting dalam proses penyaluran perlinsos yaitu bagaimana memastikan keterbaruan data penerima," katanya.
Baca juga: Indef ungkap 4 faktor anggaran PEN 2020 hanya terserap 83,4 persen
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021