Padang (ANTARA News) - Menteri Perhubungan (Menhub), Jusman Syafii Djamal menyatakan kebijakan pemerintah menurunkan tarif angkutan umum sebesar 7,22 persen merupakan salah satu upaya agar Indonesia mampu mengatasi krisis ekonomi global.
Jadi turunnya tarif bukan untuk menyulitkan pengusaha dalam organisasi pengusaha angkutan daerah (Organda), kata Menhub di Padang, Senin.
Menhub berada di Padang dalam rangka membuka dan menghadiri Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Organda ke IV diikuti sekitar 350 pengusaha angkutan umum yang berlangsung dari Minggu (18/1) hingga Selasa (20/1).
Menurut dia, penurunan tarif tersebut harus dilihat dalam kepentingan yang lebih besar bagi bangsa.
Ia mengatakan, turunnya tarif angkutan maka diharapkan harga-harga lainnya sebagai pendorong permintaan akan barang bisa meningkat.
Ia menjelaskan, krisis global saat ini menyebabkan di seluruh duinia terjadi turunnya permintaan barang-barang terutama untuk ekspor.
Dalam hal ini jika Indonesia jika tidak antisipasi maka bisa menghadapi masalah yang menyebabkan pabrik-pabrik, industri-industri dan usaha kecil menengah tetap bekerja dan berproduksi namun pasarnya tertutup karena permintaan turun.
Menurut dia, turunnya permintaan menyebabkan pasar tertutup sehingga terjadi stagnasi yang berarti ada ancaman meningkatnya pengangguran dan terganggu ekonomi nasional.
Ia menyebutkan, salah satu upaya meningkatkan permintaan pasar adalah menurunkan biaya antara lain dengan diturunnya tarif angkutan umum.
Kita beranggapan kalau sektor permintaan meningkat dengan supply yang baik akan terjadi keseimbangan baru di pasar dan mudah-mudahan naiknya permintaan membuat seluruh isi gudang yang tertumpuk itu akan keluar, katanya.
Dalam kondisi serperti itu maka terjadi kegiatan dan pergerakan ekonomi sehingga Indonesia akan mampu mengatasi krisis, tambah Menhub.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
Distribusi itu akibat dari yang saya sebut diatas, dkerjakan lebih mulia