"Namun, saya melihat masih banyak potensi yang bisa dijadikan peluang untuk dapat bangkit dari krisis tersebut. Ada 37 persen peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia selama pandemi dan di Bukalapak sendiri, ada peningkatan yang signifikan di pelapak dan mitra kami," ujar CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin dalam temu virtual di Jakarta, Rabu.
Menurut Rachmat, hal tersebut adalah fakta dan juga peluang bahwa platform dagang digital memiliki peran yang relevan dan esensial saat ini.
Selain itu Bukalapak juga mencatat peningkatan EBITDA (laba sebelum dipotong bunga, pajak dan amortisasi) sebesar 80 persen yang membuktikan performa bisnis Bukalapak sekaligus menjadikannya sebagai platform digital yang memberikan solusi atas kebutuhan masyarakat.
Baca juga: Bukalapak ungkap aksesoris motor akan jadi salah satu tren pada 2021
CEO Bukalapak tersebut juga menambahkan, untuk memperkuat operasional dan bisnis Bukalapak, ada tiga aspek yang menjadi fokus Bukalapak yakni Talent atau sumber daya manusia, growth atau pertumbuhan, dan capital atau modal.
Dengan memperkuat ketiga aspek tersebut, Rachmat percaya Bukalapak dapat menjadi perusahaan yang berkelanjutan untuk mewujudkan misinya yaitu menjadi perusahaan teknologi yang mampu menciptakan ekonomi yang adil bagi semua.
“Di awal tahun, kami secara cepat merespons dampak yang ditimbulkan COVID-19 terhadap operasional kami. Sejak bulan Maret, kami telah menerapkan sistem kerja WFH dengan basis hybrid, dimana bagi karyawan yang tidak memiliki fasilitas yang memadai di rumah, kami persilakan untuk bekerja di kantor dengan tetap mematuhi standar protokol pencegahan COVID-19 yang telah diatur pemerintah," katanya.
Baca juga: Dampak pandemi, pengiriman paket belanja online molor jadi 3 hari
Bukalapak menyadari dengan keterbatasan ruang gerak selama pandemi, e-Commerce menjadi esensial bagi masyarakat, untuk itu pihaknya ingin memastikan operasional dapat berjalan dengan normal dan optimal tanpa mengabaikan keamanan karyawan.
Peningkatan lebih dari 130 persen juga terlihat pada nilai transaksi di Bukalapak selama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019.
Hal ini didukung dengan pengembangan fitur dan layanan, baik pada platform marketplace ataupun O2O (online to offline), yang dinilai efektif dalam menjawab kebutuhan dan permasalahan di tengah masyarakat.
“Kami sadar banyak masyarakat yang memanfaatkan platform digital untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di masa pandemik seperti saat ini. Sepanjang tahun 2020, kami melihat adanya peningkatan transaksi di Bukamall sebesar 17 persen tiap bulannya. Selain itu, untuk membantu para pelapak dalam memasarkan produknya, kami akan menerapkan tarif super seller hanya 0,5 persen,” kata VP of Marketplace Bukalapak Kurnia Rosyada.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021