Washington (ANTARA) - Para ilmuwan di Institut Kesehatan Nasional (NIH) dan Moderna mungkin membutuhkan sekitar dua bulan untuk menentukan apakah dosis vaksin COVID-19 perusahaan itu dapat dikurangi separuhnya untuk menggandakan pasokan suntikan vaksin di Amerika Serikat, menurut NIH.
Kabar itu muncul saat AS bergelut dengan lonjakan kasus, dengan jumlah vaksinasi yang jauh dari target awal.
Pemerintah AS sedang mempertimbangkan langkah untuk mengurangi separuh dosis vaksin Moderna, yang mengharuskan dua suntikan.
Baca juga: AS sahkan penggunaan darurat vaksin COVID-19 Moderna
Baca juga: 100 hari pertama, Biden targetkan 100 juta dosis vaksin COVID-19
New York Times pertama kali yang melaporkan perkembangan tersebut, mengutip wawancara dengan Dr. John Mascola, direktur Pusat Riset Vaksin di NIH.
Kepala program vaksin federal, Operation Warp Speed, Moncef Slaoui pada Sabtu melalui acara "Face the Nation" CBS mengatakan bahwa pejabat sedang membahas usulan tersebut dengan Moderna dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA).
FDA pada Senin menyebutkan usulan untuk mengubah dosis atau jadwal vaksin COVID-19 terlalu dini dan tidak didukung oleh data yang ada.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) mengatakan telah memberikan lebih dari 4,8 juta dosis pertama vaksin COVID-19 di negara tersebut hingga Selasa pagi dan telah mendistibusikan 17 juta lebih dosis lainnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: RS di AS diancam sanksi kalau lambat memvaksinasi pasien COVID-19
Baca juga: Otorisasi darurat AS untuk vaksin AstraZeneca diperkirakan pada April
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021