"Warga sembuh COVID-19 di Boyolali, hingga Selasa (5/1) malam, bertambah 99 kasus sehingga kini menjadi 2.946 kasus atau sekitar 86, 2 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, dokter Ratri S Survivalinas, di Boyolali, Rabu.
Ratri mengatakan penambah 99 kasus pasien sembuh COVID-19 tersebut dari evaluasi tes usap PCR kedua yang hasilnya negatif pada tanggal 4 Januari 2021. Sebanyak 99 orang yang dinyatakan sembuh dari 12 kecamatan di Boyolali.
"Jumlah terbanyak warga asal Kecamatan Boyolali kota ada 41 orang, Gladagsari 18 orang, Ampel 12 orang, Mojosongo 12 orang, Teras 6 orang, Sambi dan Cepogo masing-masing dua orang. Sedangkan, Kecamatan Ngemplak, Klego, Sawit, Wonosegoro, dan Nogosari masing-masing satu orang," katanya.
Dia mengatakan jumlah yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Boyolali, pada Selasa (5/1) malam, ada penambahan dua kasus baru, sehingga secara akumulasi menjadi 3.416 kasus.
Menurut dia, dua penambahan kasus baru tersebut konfirmasi positif ke-3.415 berinisial WRJ asal Desa Metuk, Kecamatan Mojosongo Botolali, terkonfirmasi positif pada pemeriksaan PCR tanggal 04 Januari 2021. Merupakan tindak lanjut deteksi status suspek di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Kasus konfirmasi positif ke-3.416 berinisial WJ asal Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, terkonfirmasi positif pada pemeriksaan PCR tanggal 04 Januari 2021. Merupakan tindak lanjut deteksi status suspek di RS Dr Oen Surakarta.
Dari jumlah akumulasi terkonfirmasi positif COVID-19 di Boyolali sebanyak 3.416 kasus tersebut yang posisi masih dirawat di rumah sakit ada 131 kasus, yang melaksanakan isolasi mandiri 232 kasus, sudah selesai isolasi 2.946 kasus dan meninggal dunia sebanyak 107 kasus.
Dengan data tersebut, kondisi di Boyolali untuk persentase kesembuhan sebesar 86,2 persen, sedangkan persentase kematian ada tiga persen. Berdasarkan indikator yang digunakan dalam penilaian COVID-19 atas status risiko wilayah, Kabupaten Boyolali memiliki nilai 1,88 yang berarti berada di zona risiko sedang atau zona orange.
Dia mengatakan membangun kesadaran masyarakat pentingnya melakukan kebiasaan hidup sehat menghadapi pandemi COVID-19 di Boyolali dengan tetap menerapkan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
Selain itu, pemerintah daerah juga tetap melaksanakan regulasinya dengan cara membatasi yang terkait dengan menjaga protokol kesehatan, misalnya menjaga kerumunan, membatasi pertemuan yang menghadirkan orang banyak. Hal ini, hingga sekarang tetap komitmen diperlakukan di Boyolali.
Baca juga: Dua kluster dominasi penambahan COVID-19 di Boyolali
Baca juga: Ratusan OTG COVID-19 di Asrama Haji Donohudan sembuh
Baca juga: Dinkes Boyolali siapkan ruangan tambahan pasien COVID-19
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021