Jakarta (ANTARA) - Hari Amal Bakti ke-75 menjadi penanda wajah baru bagi Kementerian Agama (Kemenag) yang kini dipimpin oleh Menteri Agama yang baru saja dilantik beberapa hari lalu, Yaqut Cholil Qoumas.
Meski baru hitungan hari, kiprah pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu mulai terlihat dalam beberapa kesempatan. Adik kandung Yahya Cholil Staquf itu, misalnya saja hadir di misa pada malam Natal dan mendeklarasikan diri sebagai Menteri bagi semua agama.
Publik seperti mengalami deja vu dan seketika mengingat keegaliteran Gus Dur yang dikenal sebagai bapak semua umat di Tanah Air.
Ekspektasi pada Gus Yaqut pun berubah yang awalnya ragu bergeser menjadi penuh harap demikian besar di tengah konstelasi isu intoleransi dan terorisme yang sempat memanas di Indonesia.
Gus Yaqut menjadi dambaan bagi umat, tak hanya umat Islam, melainkan umat lain, misalnya umat Konghucu. Bahkan mereka sedang menorehkan catatan sejarah manis bagi Gus Yaqut saat ini.
Sebab Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menjadi satu-satunya pejabat yang berani mengucap salam dalam agama Konghucu, Wei De Dong Tian di depan publik.
Salam itu disampaikan Menag Yaqut saat pidato pembukaan Hari Amal Bakti Kemenag. Selain itu, Gus Yaqut juga memberikan penghargaan Anugerah Pusbimdik Konghucu pertama secara simbolik.
Menurut tokoh Konghucu dari Kelenteng Kwan Sing Bio, Alim Sugiantoro, pemberian penghargaan itu belum pernah dilakukan oleh Kementerian Agama sebelumnya.
“Kami berharap ini menjadi langkah awal terciptanya keadilan yang seutuhnya bagi umat Konghucu di Indonesia,” kata Alim Sugiantoro.
Alim Sugiantoro mengatakan, gerak sikap nyata Gus Yaqut diharapkan bisa diikuti oleh pejabat kementerian lain dalam meningkatkan dan mengakomodir kebutuhan umat Konghucu di Tanah Air.
“Di antaranya tidak lagi ada penolakan dan sikap acuh terhadap proses administrasi pemerintahan secara Konghucu,” ujar Alim.
“Kami teringat sosok almarhum Gus Dur yang begitu peduli tanpa pamrih, setia dengan kebenaran dan berani dalam keyakinan. Semoga semangat dan pemikiran almarhum Gus Dur terus bersemayam di dalam gerak langkah Menteri Agama sekarang dan seterusnya,” kata Alim.
Keadilan Substantif
Generasi Muda Konghucu Indonesia (Gemaku) mengaku dalam satu tahun terakhir, ada perubahan yang memperlihatkan kepedulian yang semakin meningkat dari pemerintah, khususnya Kemenag, untuk mendukung perkembangan Agama Konghucu di Indonesia.
Mereka pun berharap hal ini dapat menjadi langkah awal bagi terciptanya peningkatan keadilan yang substantif dalam perkembangan umat Konghucu di Indonesia.
“Terlebih mimpi akan adanya Dirjen Konghucu di Kemenag tidak lagi hanya menjadi khayalan belaka di masa yang akan datang,” kata Ketua Gemaku Kristan.
Ia pun berharap umat Konghucu dapat diperlakukan secara utuh oleh negara, dan senantiasa dapat memberikan kontribusi nyata untuk bangsa.
“Sebab kami adalah umat Konghucu selalu menjunjung tinggi tumpah darah Indonesia,” katanya.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas pun telah secara jelas menyampaikan tekad kuatnya untuk melakukan transformasi di Kementerian Agama (Kemenag) agar menjadi lebih baik.
Gus Yaqut menginginkan Kemenag ke depan menjadi "Kemenag baru" yang antara lain dicirikan dengan sistem dan layanan berbasis teknologi digital yang lebih praktis, sekaligus solutif.
Tekad perubahan tersebut disampaikan Menag Yaqut Cholil Qoumas saat memimpin upacara Peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-75 Kemenag di Kantor Kemenag, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/1).
“Saya ingin mengingatkan tentang semangat Kementerian Agama baru dan semangat baru dalam mengelola Kementerian Agama," katanya.
Tiga Kunci
Menurut Menag, semangat Kemenag Baru yang tahun ini berusia 75 tahun tersebut dapat diterjemahkan dengan tiga kata kunci. Pertama, manajemen pelayanan dan tata kelola birokrasi yang harus semakin baik.
Termasuk di dalamnya pelayanan penyelenggaraan haji dan umrah, pendidikan agama dan keagamaan, serta pusat pelayanan keagamaan.
Sebagai bukti keseriusan dalam perbaikan tata kelola, Menag berkomitmen memberikan apresiasi terhadap setiap praktik baik dalam layanan birokrasi.
Kedua, penguatan moderasi beragama, antara lain pada aspek penguatan literasi keagamaan, budaya toleransi, dan nilai-nilai kebangsaan.
Ketiga, mengokohkan persaudaraan, meliputi merawat persaudaraan umat seagama, memelihara persaudaraan sebangsa dan se-Tanah Air, dan mengembangkan persaudaraan kemanusiaan.
Baca juga: Menag: Semua warga sama di hadapan hukum termasuk Ahmadiyah dan Syiah
Untuk mewujudkan cita-cita besar itu, Gus Yaqut akan menerapkan kolaborasi dan sinergi yang baik agar program-program Kemenag bisa terealisasikan dengan maksimal.
HAB bertema "Indonesia Rukun" tahun ini menjadi cerminan bahwa Kemenag di bawah kepemimpinan Gus Yaqut semakin fokus pada upaya pengembangan toleransi dan kerukunan antarumat beragama yang disebut merupakan karya bersama para tokoh agama, para menteri agama, dan aparatur Kementerian Agama dari masa ke masa.
Baca juga: Tokoh Khonghucu sambut baik Gus Yaqut sebagai Menag
“Tanpa toleransi, tidak ada kerukunan. Toleransi dan kerukunan antarumat beragama dilakukan dengan tanpa mengusik akidah dan keimanan masing-masing pemeluk agama,” kata Menag.
Baca juga: Gus Yaqut tak ingin agama dijadikan alat politik menentang pemerintah
Wajah baru Kemenag menyimpan harapan yang cerah tentang Indonesia yang penuh toleransi dan senantiasa rukun antarumat beragama. Sebagaimana impian seluruh umat di Tanah Air.
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021