Batam (ANTARA) - Jajaran Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam Kepulauan Riau mengumpulkan 152 karung limbah minyak hitam yang mencemari Pantai Nongsa dan sekitarnya, Selasa.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Herman Rozie menyatakan pihaknya bersama masyarakat setempat sengaja bergotong royong membersihkan pantai dari limbah minyak hitam.
"Gotong royong di Pantai Nongsa, terkumpul 152 karung," kata dia.
Sedangkan limbah yang mencemari pantai yang dikelola swasta dibersihkan oleh pengelola.
Baca juga: Limbah minyak cemari pantai Pulau Batam
Baca juga: Akibat pencemaran minyak, nelayan Batam minta ganti rugi
Limbah minyak berceceran di pantai utara Pulau Batam. Kotoran itu tampak di sepanjang sekitar satu kilometer di sekitar Pantai Nongsa dan Nuvasa Bay.
Setiap musim angin utara, daerah pesisir Batam kerap tercemar limbah minyak hitam yang terbawa arus dari laut internasional.
Namun menurut Herman, jenis minyak yang mencemari pantai pada awal tahun ini relatif berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Limbah kali ini lebih encer dan tidak tebal seperti biasanya.
Berdasarkan informasi Tim Spill Oil Kepri, limbah itu berasal dari alur pelayaran.
"Kami mengambil sampel, kalau ada kapal yang tertangkap, sampelnya dicocokkan dengan limbah yang diambil," kata dia.
Dan apabila pembuang limbah tertangkap, maka harus mempertanggungjawabkannya, memberikan ganti rugi kepada masyarakat setempat.
Paul, warga Batam, mengeluhkan pencemaran minyak yang terseret hingga ke pulau terluar NKRI, Pulau Putri yang berlokasi di seberang Pantai Nongsa.
"Kami pergi memancing di Pulau Putri kemarin, ikan sampai tidak ada karena limbah," kata dia.*
Baca juga: Mulai berkurang pencemaran minyak di Pulau Belakangpadang Batam
Baca juga: Tim sebar OSD tangani minyak hitam di Perairan Batam
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021