Bangkok (ANTARA) - Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha menyatakan negaranya telah memesan 35 juta dosis tambahan vaksin COVID-19 dari AstraZeneca Plc, sehingga total vaksin yang dipesan Thailand menjadi 63 juta dosis.
"Hari ini, kami membuat pesanan tambahan dengan AstraZenca untuk 35 juta dosis," kata Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha dalam sebuah pengarahan pada Selasa.
Setelah berhasil menahan penyebaran virus di masyarakat selama berbulan-bulan, sekelompok kasus pada Desember yang terkait dengan pekerja migran dan sarang perjudian telah menyebabkan infeksi di lebih dari setengah provinsi Thailand.
Negara Asia Tenggara itu, yang telah melaporkan total 8.966 kasus COVID-19 dan 65 kematian, bertujuan untuk menginokulasi sedikitnya setengah dari 70 juta populasinya.
Pada November, pemerintah mencadangkan 26 juta dosis vaksin AstraZeneca dan Universitas Oxford, yang akan diproduksi oleh perusahaan Thailand, Siam Bioscience, untuk penggunaan dan ekspor lokal.
Negara itu akan menerima pengiriman dari AstraZeneca lebih cepat dari jadwal sebelum kuartal kedua, kata Sekretaris Tetap Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand Kiattaphum Wongrachit dalam sebuah pernyataan.
Thailand juga telah memesan dua juta dosis dari China Sinovac Biotech dan mengharapkan pengiriman 200 ribu dosis bulan depan.
Kiriman pertama vaksin Sinovac akan diberikan untuk pekerja lapangan di daerah yang sangat terkendali seperti Samut Sakhon dan Rayong, dan kelompok rentan, menurut juru bicara pemerintah Anucha Burapachaisri, yang menunjukkan daerah utama di mana terdapat kelompok dalam wabah baru-baru ini.
"Ada anggaran 1,22 miliar baht (sekitar Rp566,8 miliar) untuk pengadaan dua juta dosis," kata Burapachaisri, yang menambahkan bahwa 1,8 juta dosis akan dikirimkan pada April.
Sino Biopharmaceutical Ltd., sebuah unit dari konglomerat Thailand Charoen Pokphand Group, menginvestasikan 515 juta dolar AS (sekitar Rp7,2 triliun) di Sinovac pada Desember.
Vaksin yang dikembangkan secara lokal di Thailand akan memasuki fase pertama uji coba terhadap manusia pada Mei, kata direktur program pengembangan vaksin Universitas Chulalongkorn Kiat Ruxrungtham, dan menambahkan bahwa dia mengharapkan hasil untuk fase dua pada September.
Sumber: Reuters
Baca juga: Thailand akan terima 200 ribu vaksin Sinovac pada Februari
Baca juga: Thailand konfirmasi 527 kasus baru COVID-19
Baca juga: Thailand rekomendasikan tindakan lebih ketat saat gelombang kedua
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021