Serang (ANTARA) - Produsen tahu dan tempe di Desa Pejaten, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten kini kembali beroperasi setelah mogok produksi sejak Jumat 1 sampai 3 Januari 2021 akibat dampak dari kenaikan harga kedelai impor di Pasar.

"Ya, kemari memang kita sempat mogok selama tiga hari secara serentak. Tapi sekarang sudah kembali normal lagi," kata Nasrulah, pemilik pabrik tahu di Keramatwatu, Kabupaten Serang, Selasa.

Ia mengatakan di hari pertama beroperasi, pihaknya masih produksi dalam jumlah normal meskipun harga kacang kedelai belum ada penurunan.

Namun, untuk menyiasati harga tersebut dirinya terpaksa menaikkan harga tahu-tempe yang diproduksinya.

Baca juga: Satgas Pangan Polda Jabar antisipasi dampak harga kedelai naik

Baca juga: Perajin tahu di Lebak kembali produksi

"Kalau saya 2 kuintal atau 200 kilogram kedelai, jadinya tergantung tahu. Macem-macem tidak semua hasilnya segitu, sesuai ukuran tahu kalau besar jadinya sedikit," katanya.

Ia mengungkapkan jika hasil produksi itu tidak dinaikkan dipastikan akan mengalami kerugian, meskipun para konsumen di pasar akan keberatan dengan kenaikan harga itu.

"Kalau di pasar sama aja yang kecil yang besar juga, harga kita naikkan. Karena kita menyesuaikan sama harga kedelai," kata dia.

Ia berharap harga kedelai segera stabil agar penjual tahu-tempe yang ada di Kabupaten Serang kembali normal.

"Kalau saya berharap sama yang penting ada barangnya, usahanya laku di pasaran. Kalau minta, mah pengennya murah semuanya," ungkapnya.

Nasrulah menjual hasil produksinya ke wilayah pasar Cilegon dan Merak dengan harga kisaran Rp7.000 sampai Rp8.000 per bungkus. Jika lebih dari harga tersebut, Nasrullah merasa keberatan.

"Ini harga sudah disesuaikan dengan harga kacang yang asalnya Rp5.000 sekarang naik jadi Rp7.000 sampai Rp8.000," kata dia.

Selain itu, pandemi COVID-19 juga berpengaruh terhadap penjualan tahu di pasaran. Sebab banyak orang yang enggan pergi ke pasar, karena adanya larangan berkerumun.

"Dari segi pemasaran ada pengaruh pandemi, di pasar juga kebanyakan berkurang tidak boleh berkerumun. Orang yang belanja sekarang jadi menurun, warung pelanggan juga sepi," kata dia.*

Baca juga: Kementan akan lipatgandakan produksi kedelai dalam 200 hari

Baca juga: Atasi kelangkaan tempe, DPD minta pemerintah stabilkan harga kedelai

Pewarta: Mulyana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021