Bandung (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polda Jawa Barat mengantisipasi dampak lain yang kemungkinan timbul akibat naiknya harga kacang kedelai.
Direktur Kriminal Khusus Polda Jawa Barat Kombes Pol Yaved Duma Parembang mengatakan dampak lain itu salah satunya, yakni adanya upaya penimbunan kedelai yang dapat meningkatkan kelangkaan kedelai.
"Kami sudah koordinasi dalam Satgas Pangan untuk mengantisipasi dampak lain yang mungkin timbul. Kasat Reskrim sudah mengecek ke penjual dan distributor," kata Yaved di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Baca juga: Bareskrim telusuri dugaan penimbunan kedelai di sejumlah wilayah
Dia mengatakan pihak kepolisian juga harus mengawasi hal tersebut, karena gangguan stabilitas pangan dinilai dapat berpotensi menimbulkan juga gangguan keamanan serta ketertiban masyarakat.
Yaved mengungkapkan berdasarkan kesepakatan, para produsen olahan kedelai seperti tahu dan tempe bisa menaikkan harga yang tentunya diawasi oleh pemerintah.
"Kesepakatannya harga (tahu dan tempe) bisa naik sampai sekitar 30 persen," kata Yaved.
Baca juga: Kementan akan lipatgandakan produksi kedelai dalam 200 hari
Di Kota Bandung sendiri, harga kedelai memang mengalami peningkatan. Pada November 2020 lalu, harga kedelai yakni Rp8.300 per kilogram, namun kini naik menjadi Rp9.100 per kilogram.
Akibatnya, para produsen kedelai olahan pun terkena dampaknya, mulai dari distribusi yang terhambat hingga produksi yang sempat terhenti. Kini harga tahu dan tempe pun naik sebesar 18 persen dari biasanya.
Baca juga: Atasi kelangkaan tempe, DPD minta pemerintah stabilkan harga kedelai
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021