tidak usah menghadiri misalnya perpisahan yang jumlahnya banyak

Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 terus mendorong masyarakat untuk membatasi aktivitas di luar rumah yang tidak mendesak guna mencegah potensi penularan virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit COVID-19, khususnya risiko penularan di dalam keluarga.

"Kluster keluarga jadi salah satu kluster penularan tertinggi untuk itu aktivitas di luar rumah ini yang harus dibatasi sebenarnya," kata Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19 dr. Dewi Nur Aisyah dalam dialog virtual bertema Mencegah Terjadinya Kluster Keluarga, Jakarta, Selasa.

Dewi mengatakan bahwa kluster keluarga menjadi salah satu kluster penularan COVID-19 yang tertinggi di antara kluster lain. Hal itu disebabkan karena interaksi di dalam rumah sangat sulit dibatasi antara satu anggota keluarga dengan anggota keluarga lainnya.

Oleh karena itu, ketika masyarakat tidak bisa membatasi aktivitas interaksi di dalam rumah, maka yang harus dibatasi adalah aktivitas di luar rumah.

"Misalnya kalau enggak perlu sekali, tidak usah menghadiri misalnya perpisahan yang jumlahnya banyak. Karena banyak juga kita melihat ada kluster rapat, ada kluster perpisahan, ada kluster arisan, atau juga pada saat itu ada juga yang sedang tahlilan," kata Dewi.

Baca juga: Identifikasi potensi sumber cara awal cegah COVID-19 di keluarga

Baca juga: Belajar dari kluster COVID-19 dan perlunya kesadaran seluruh elemen

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membatasi aktivitas yang tidak mendesak di luar rumah menyebabkan penularan di dalam kluster keluarga terus meningkat, terlebih setelah libur panjang.

Untuk itu, Satgas COVID-19 terus mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi penularan selama pandemi COVID-19 belum sepenuhnya dapat diatasi.

Kemudian, selain mengingatkan masyarakat tentang perlunya membatasi aktivitas di luar rumah, mereka juga diingatkan untuk terus disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M, yaitu dengan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan.

Ketika masyarakat terpaksa untuk melakukan aktivitas di luar rumah, selain disiplin terhadap diri sendiri dalam penerapan protokol 3M, mereka juga diharapkan bisa tetap waspada dengan penerapan protokol kesehatan yang diterapkan di tempat kerja atau tempat umum lainnya.

"Kita harus melihat bagaimana penerapan protokol 3M di aktivitas tersebut. Misalnya bahkan ketika ada pernikahan yang dibatasi hanya lima orang yang hadir misalnya. Tapi setelah kita datang, ternyata orangnya enggak menerapkan protokol kesehatan. Lebih baik balik lagi. Terutama kalau di rumah kita ada orang-orang yang berisiko," katanya.

Setiap orang diharapkan tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan agar minimal tidak menjadi sumber penularan bagi anggota keluarga lain yang rentan atau berisiko tinggi tertular COVID-19.

"Itu adalah salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk bisa melindungi anggota keluarga yang rentan," demikian kata Dewi.

Baca juga: Kluster keluarga punya risiko penularan 10 kali lebih tinggi

Baca juga: Kluster perkantoran dan keluarga dominasi kasus COVID-19 Sulsel

Pewarta: Katriana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021