Jakarta (ANTARA) - Tren fesyen 2021 nampaknya masih akan seputar baju-baju longgar yang nyaman dipakai seperti loungewear, demikian Morgane Le Caer, editor data dari platform pencarian fesyen Lyst dikutip dari Guardian, Selasa.
Selain itu ada juga baju-baju berbahan beledu, rok sequin dan sendal-sendal yang dihias.
"Permintaan fesyen item yang nyaman dan rileks nampaknya belum akan berubah," kata Le Caer menambahkan bahwa orang-orang juga suka berpakaian bagus di masa sulit ini untuk menunjukkan optimisme dan rasa positif.
Pembeli setuju bahwa ini adalah masa di mana kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas adalah kualitas utama bagi konsumen.
Asos jadi merek pemimpin tren olahraga rumahan pada tahun 2020, menjual 188.000 pasang legging 4505 mereka di musim semi, dan tiga juta pasang sepatu kets Nike.
Di tempat lain, penjualan jaket puffer naik 80 persen di Lyst. Vanessa Spence, direktur desainnya, mengatakan tampilan kasual yang dipengaruhi olahraga akan tetap penting bagi pelanggan Gen Z.
"Loungewear menyatu dengan kehidupan sehari-hari, menawarkan pakaian yang akan membawa mereka dari sofa ke supermarket," katanya. "Kami pikir ada peluang nyata untuk kategori ini untuk berkembang lebih jauh."
Bagi Spence, item yang dapat dipercantik atau dibongkar akan memenangkan awal 2021.
"Kenyamanan dan keserbagunaan sekarang menjadi persyaratan utama," katanya. "Sangat mudah untuk mendandani bawahan joging dengan oversized blazer, sepatu hak tinggi, dan rantai emas untuk dikenakan… atau menjaga penampilan tetap nyaman dengan hoodie yang serasi dan sepasang sandal. Ini tentang menemukan bagian-bagian penting itu dan mengerjakannya dengan berbagai cara."
Di ujung industri yang mewah, Natalie Kingham, petugas mode global di matchfashion.com, melaporkan "seragam santai baru, diselingi dengan pakaian olahraga" dan "rasa optimisme yang tumbuh" di mana "pakaian sehari-hari dari celana jeans Molly Goddard hingga pakaian rajut Elder Statesman ditinggikan dengan semburan warna dan cetakan yang cerah".
Kingham percaya suasana ceria ini akan tumbuh: "Kami akan terus merayakan bagaimana mode dapat mengangkat semangat dan menyebarkan kegembiraan."
Paduan pakaian nyaman dan dandanan hingga kesembilan juga terlihat pada koleksi musim semi 2021 baru-baru ini.
Leotard dan celana panjang yang rapi serta celana longgar terlihat dalam koleksi Bottega Veneta, koleksi busana denim semi-formal juga tampak dalam Alexander McQueen dan celana pendek bersepeda dan blazer di Saint Laurent.
Celana pendek bersepeda tampaknya menjadi hit- mereka telah diuji di jalan oleh bintang "Emily in Paris" Lily Collins.
Le Caer juga memeriksa merek-merek baru, termasuk Paris Georgia dari Selandia Baru, Chopova Lowena dari Bulgaria, dan label Afrika Selatan Thebe Magugu sebagai merek yang harus diperhatikan.
Spence mengatakan bahwa efek tahun lockdown berarti bahwa pertumbuhan tren yang sedang berkembang dipercepat.
"Kami telah memprediksi tren ini sebelum COVID dengan munculnya streetwear," katanya.
Le Caer mengatakan percepatan juga terlihat dalam cara konsumen membeli, serta apa yang mereka beli. "Kami telah melihat sekitar lima tahun pertumbuhan e-commerce dalam lima bulan," katanya.
Le Caer mengatakan nilai-nilai merek sekarang menjadi bagian dari apa yang menarik konsumen: "Meskipun kebiasaan berbelanja telah berubah, kami tahu pembeli tetap tertarik pada label yang kuat dan bahwa mereka semakin tertarik pada keberlanjutan merek dan kredensial keragaman."
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021