"Pada vaksinasi memang ada prinsip umum bahwa kekebalan itu baru terbentuk 10-14 hari setelah suntikannya lengkap," ujar dr. Dirga ketika dihubungi lewat aplikasi pesan di Jakarta, Senin.
Agar vaksin tersebut bisa menjalankan fungsinya untuk memberikan kekebalan pada tubuh seseorang, dr. Dirga mengingatkan bahwa proses vaksinasi COVID-19 harus dilakukan dengan lengkap.
"Suntikan lengkap vaksin COVID-19 itu adalah dua dosis," ujarnya.
Terkait dengan kasus perawat di Amerika Serikat yang terinfeksi COVID-19 setelah melakukan vaksinasi, dokter yang bertugas di RS Omni Pulomas itu mengatakan terdapat kemungkinan dia masih belum melewati proses 10-14 hari untuk membentuk kekebalan tubuh atau baru mendapatkan satu kali suntikan vaksin.
Dalam kesempatan tersebut dia juga menjelaskan bagaimana cara vaksin COVID-19 membantu manusia membentuk kekebalan terhadap penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu.
Baca juga: Vaksinolog jelaskan cara kerja vaksin COVID-19 di tubuh manusia
Vaksin yang memiliki komponen virus COVID-19, bukan virus itu sendiri, kemudian disuntikkan ke tubuh agar dapat mengenali dan kemudian membentuk antibodi yang berfungsi sebagai "pasukan" yang melawan virus tersebut.
Baca juga: Meski vaksin sudah didistribusikan, BPOM sebut belum boleh disuntikkan
Tubuh akan membentuk sel memori yang memiliki kemampuan mengingat sehingga pada saat setelah divaksin orang terpapar virus SARS-CoV-2, maka antibodi akan langsung diproduksi.
Baca juga: Kemenkes pastikan rantai dingin vaksin aman hingga Puskesmas
"Inilah keunggulan vaksin dibandingkan upaya metode pencegahan, dapat memberikan perlindungan yang sifatnya spesifik di mana antibodinya spesifik terbentuk terhadap COVID-19," ujarnya.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021