Surabaya (ANTARA) - Sebanyak 77.760 dosis vaksin Sinovac yang rencananya digunakan untuk vaksinasi COVID-19 tiba di kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur di Jalan Ahmad Yani Surabaya, Senin.
"Jumlah ini lebih sedikit dibanding dengan perencanaan awal 316.000 vaksin. Tapi, kebijakannya seluruh provinsi mendapat vaksin, sehingga ada penerimaan tahap satu, dua, dan tiga," ujar Kepala Dinkes Jatim dr. Herlin Ferliana.
Ia diberitahu distribusi vaksin Sinovac ke Dinkes Jatim pada "H-2" jelang pengiriman, sehingga belum mengetahui distribusi vaksin tahap selanjutnya.
Baca juga: Vaksin Sinovac mengandung boraks dan "hanya untuk kelinci percobaan"? Cek faktanya!
Sementara, kata dia, untuk distribusi vaksin ke kabupaten/kota di Jatim baru akan dilakukan jika vaksin telah mendapat rekomendasi Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM), serta adanya petunjuk teknis lanjutan dari Kementerian Kesehatan.
"Kami masih menunggu instruksi dari BPOM untuk penggunaan vaksin, jadi ada pernyataan resmi tentang keamanan vaksin ini," ucap mantan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya itu.
Selama belum ada instruksi dari BPOM dan Kementerian Kesehatan, lanjut dia, vaksin akan disimpan dan dijaga di ruangan khusus di Dinkes Jatim.
"Kami punya tiga ruangan. Sudah kami tata, satu ruang untuk vaksin COVID-19. Kami mampu memasukkan 800 ribu (vaksin)," kata Herlin.
Sementara itu, di Jatim ada 2.404 vaksinator yang sudah disiapkan dan di setiap kabupaten/kota terdapat dua vaksinator, serta saat ini di Jatim sudah memiliki 1.860 unit cold storage atau semacam cold chain untuk tempat vaksin.
Vaksin tersebut juga harus disimpan dalam suhu tertentu, yakni antara -2C sampai -8C.
Baca juga: TNI/Polri kawal pengiriman vaksin sinovac tahap II
Baca juga: Menkes: Vaksin segera didistribusikan ke 34 provinsi
Baca juga: 1,8 juta dosis vaksin COVID-19 dari Sinovac tiba di Indonesia
Yang tidak kalah pentingnya, yaitu vaksin carier atau pembawa vaksin yang berdasarkan catatan di seluruh daerah di Jatim sebanyak 8.601.
Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021