"Penghuni di panti kami terkena COVID-19 dalam empat kali agenda tes kesehatan. Namun hari ini sudah hari ke-14 isolasi. Tim medis sudah menyatakan seluruhnya negatif," kata Kepala Panti Bina Laras Harapan Sentosa Cipayung, Tuti Sulistianingsih di Jakarta, Senin.
Pada gelombang pertama tes usap(swab test) pada pertengahan Desember 2020, terkonfirmasi ada delapan orang. Gelombang kedua 11 orang, gelombang ketiga 17 orang dan gelombang keempat 188 orang terkonfirmasi positif COVID-19.
Tuti mengatakan seluruh pasien COVID-19 di Panti Bina Laras Harapan Sentosa Cipayung berstatus sebagai orang tanpa gejala (OTG).
"Saya juga belum tahu darimana penyakit itu bisa datang ke panti kami, sebab semuanya dalam kondisi seperti orang sehat (OTG). Tidak ada yang demam, batuk atau gejala lainnya," kata Tuti.
Sebanyak 154 warga binaan yang positif COVID-19, kata Tuti, sebelumnya diisolasi secara mandiri di lingkungan panti.
"Kita sekat tempatnya. Perempuan dan laki-laki dipisah dan ruang isolasi berkapasitas separuh dari total penampungan yang biasanya kita lakukan," katanya.
Baca juga: Positif COVID-19, 66 lansia dievakuasi ke RSKD Duren Sawit
Baca juga: Panti Sosial Bina Laras DKI merawat 2.535 orang gangguan jiwa
Tuti mengatakan upaya memperketat protokol kesehatan tidak hanya berlaku bagi 1.111 warga binaan di lingkungan panti, namun juga terhadap 106 petugas perawat.
Bahkan pengelola panti juga memberlakukan pengawasan secara ketat terhadap pasokan bahan makanan dari pasar tradisional untuk kebutuhan konsumsi warga binaan.
"Kita sudah pakai mesin ozon sekarang untuk menetralisir bahan makanan yang masuk dari pasar ke panti. 30 menit kita simpan di mesin ozon sebelum kita timbang dan dipilah kualitasnya," katanya.
Untuk mencegah gelombang penularan lanjutan, kata Tuti, Panti Bina Laras tidak melakukan penerimaan serta pemulangan warga binaan.
"Kita stop dulu. Biarkan warga binaan ini mengisolasi diri sampai situasi benar-benar baik untuk mereka," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021