New Delhi (ANTARA) - Kepala regulator obat India pada Minggu memberikan persetujuan akhir penggunaan darurat dua vaksin COVID-19, yakni vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Okford serta vaksin buatan dalam negeri Bharat Biotech.
Keampuhan vaksin AstraZeneca/Oxford sebesar 70,42 persen, sedangkan COVAXIN buatan Bharat Biotech "aman dan memberikan respons imun yang kuat", demikian dinyatakan Kepala Badan Pengawas Obat-obatan India (DCGI) V.G Somani.
Suntikan AstraZeneca/Oxford yang dikembangkan oleh Inggris dibuat secara lokal oleh Serum Institute of India.
Sementara, Bharat Biotech bekerja sama dengan Dewan Riset Medis India milik pemerintah.
"Vaksin M/s Serum dan M/s Bharat Biotech disetujui untuk penggunaan terbatas pada situasi darurat," kata Somani ketika membacakan pernyataan tertulis saat konferensi pers.
Perdana Menteri Narendra Modi menyambut baik persetujuan vaksin tersebut.
"Ini akan membuat semua orang India bangga bahwa dua vaksin yang diberikan lampu hijau untuk penggunaan darurat merupakan buatan India!" katanya di Twitter. Modi menyebut India sebagai negara 'mandiri'.
Sumber: Reuters
Baca juga: Hasil Tahap I vaksin COVID Bharat Biotech India terlihat aman
Baca juga: Perusahaan India sudah produksi 40 juta dosis vaksin AstraZeneca
Remdesivir, obat COVID-19 buatan India siap dipasarkan
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021