Di Tahun 2012, perumahan ini bahkan ditinggalkan pengembang karena memang infrastrukturnya kurang bagus

Jakarta (ANTARA) - Rumah tempat orang-orang bercengkerama adalah lingkungan terkecil tempat setiap orang membangun mimpi dan merancang masa depan.

Dengan menjaga rumah dan lingkungan sekitar tetap asri dan hijau maka setiap orang pada dasarnya telah berupaya mewujudkan mimpi untuk membangun kehidupan yang lebih baik.

Dengan menjaga lingkungan maka lingkungan juga sebaliknya akan menjaga manusia. Semangat itu jugalah yang menjadi motivasi Sunyoto untuk terus berusaha menjaga lingkungan tetap asri dan indah.

Sembari melepas lelah sepulang bersepeda, Sunyoto, Ketua Kampung Berseri Astra (KBA) Telaga Murni, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Kamis (31/12) duduk santai sambil menghirup udara pagi yang segar di taman yang indah nan asri di dekat rumahnya.

Khayalnya menerawang pemandangan beberapa tahun silam ketika lingkungan di perkampungan tempatnya tinggal masih terkesan kumuh dan usang, jauh dari pemandangan yang sejuk dipandang mata.

"Di Tahun 2012, perumahan ini bahkan ditinggalkan pengembang karena memang infrastrukturnya kurang bagus," tutur pria berusia paruh baya itu.

Berawal dari kegelisahan melihat kondisi lingkungan yang kumuh dan tak tertata rapi itulah, ia bersama beberapa orang lainnya terpecut untuk membenahi lingkungan di sekitar rumah agar menjadi lebih nyaman ditinggali.

Sunyoto memulainya dengan mengajak warga lain di Perumahan Telaga Murni melakukan penghijauan. Gayung pun bersambut.

Awalnya warga di desa itu masih enggan ikut melakukan penghijauan karena padatnya waktu yang sebagian besar dihabiskan untuk bekerja di sektor industri.

Namun demikian, Sunyoto dan penggerak KBA Telaga Murni lain tak henti-hentinya mengajak warga menghijaukan lingkungan dimulai dari lingkungan sekitar rumah masing-masing.

Baca juga: KBA Talang Babungo nikmati manisnya gula semut

Komitmen yang ditularkan dari beberapa orang ke orang lainnya itu, akhirnya membuahkan hasil. Komitmen itu kini menjadi komitmen bersama setiap warga di lingkungan KBA Telaga Murni.

"Alhamdulillah gayung bersambut, warga antusias. Saya mengajak ayo bareng-bareng kita berswadaya mewujudkan lingkungan yang asri. Artinya kita benahi. Jadi bagus semua hampir semua gang. Akhirnya kita lombakan itu antar-RT," kata Sunyoto.

Warga mulai melakukan penghijauan dengan menanami area di halaman rumah dengan berbagai tanaman.

Setelah dua tahun warga melakukan pembenahan, komitmen menjaga lingkungan tetap asri itu pun akhirnya mendapatkan dukungan dari PT YUTAKA Manufacturing Indonesia, anak cabang PT Astra, salah satu perusahaan yang banyak memberikan perhatiannya terhadap isu lingkungan.

Melalui dukungan itu, pada 2015 terbentuklah Kampung Berseri Astra dan Sunyoto bersama warga lainnya mulai membentuk wadah bernama Masyarakat Peduli Lingkungan Asri atau disebut Mapela TM 05. Saat ini Mapela TM 05 bahkan telah berbadan hukum.

Program awal dalam upaya pembenahan itu dilakukan dengan membuat area di sekitar jalan menjadi area yang bersih dan asri.

Saat ini, di kanan dan kiri jalan akan terlihat beragam jenis tanaman dan sayur-sayuran serta pepohonan berbuah yang selain indah dipandang mata, juga dapat dipanen untuk kebutuhan sehari-hari warga.

Pemandangan bank sampah di KBA Telaga Murni, di Desa Telagamurni, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (31/12/2020). (ANTARA/Katriana)

Kelola sampah

Selain melakukan penghijauan di sekitar halaman rumah dan taman, warga KBA Telaga Murni juga mengelola sampah agar sampah-sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap hari tidak mencemari lingkungan sekaligus bisa memberi nilai tambah.

Dalam pengelolaan sampah itu, setiap warga diajak memilah sampah dan memisahkan menjadi dua bagian, yaitu sampah organik dan anorganik.

Untuk sampah organik, tiap-tiap warga mengumpulkan menjadi satu di satu lokasi yang telah ditentukan di masing-masing rukun tetangga (RT).

Baca juga: Astra sasar KBA di tiap provinsi seluruh Indonesia 2018

Warga yang mengumpulkan sampah itu akan mendapatkan buku tabungan yang hasil tabungannya dapat ditukar dengan uang sebagai tambahan pendapatan mereka.

Sementara itu, sampah organik yang telah dikumpulkan selanjutnya diproses lagi hingga menjadi produk baru berupa pupuk yang hasilnya bisa mereka jual atau digunakan sendiri untuk menyuburkan tanah di taman sekitar rumah.

Untuk sampah anorganik, warga juga mengumpulkannya, dengan sebagian sampah plastik seperti tutup botol, wadah plastik, dimanfaatkan mereka menjadi barang kerajinan, untuk dijual lagi atau dirangkai menjadi hiasan menarik guna menghiasi taman.

Sementara sisa sampah lainnya dibawa ke bank sampah untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang.

Selain sampah-sampah yang dikelola dan dimanfaatkan menjadi barang bernilai guna, warga juga memanfatkan limbah minyak jelantah dijadikan produk bernilai guna baru, berupa sabun.

Para penggerak KBA Telaga Murni juga mengembangkan program kampung tangguh nusantara, gerakan masyarakat literasi lingkungan atau disebut Gemilang, meningkatkan kualitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan meningkatkan kepesertaan warga dalam program oosyandu yang masing-masing programnya telah meraih banyak apresiasi, mulai tingkat kabupaten hingga nasional.

Warga melalukan kerja bakti di KBA Telaga Murni, di Desa Telagamurni, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (31/12/2020). (ANTARA/Katriana)

Dampak pandemi

Pandemi COVID-19 yang melemahkan perekonomian nasional berdampak besar terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sehari-hari.

Dengan memanfaatkan halaman rumah yang minimalis dan menanaminya dengan berbagai macam jenis tanaman dan sayur-sayuran yang bernilai guna atau juga dengan melakukan budi daya macam-macam jenis ikan, masyarakat pada dasarnya telah menguatkan ketahanan pangan dan menjadi lebih berdaya.

Seperti itu juga yang dilakukan Oos, warga di KBA Telaga Murni yang juga pembudidaya lalat tentara hitam dan cacing.

Berbekal tekad untuk memanfaatkan peluang pasar, ia membudidayakan lalat tentara hitam untuk menghasilkan telur lalat, magot, pupuk bekas magot dan pupuk bekas cacing yang hasilnya bisa memberi banyak pemasukan bagi perekonomiannya.

Dengan membudidayakan cacing dan lalat tersebut, ia bisa meraup untung sampai jutaan rupiah setiap bulan.

Baca juga: Berdayakan warga, petani Kendal ubah sampah jadi produk bernilai guna

Bagi Oos, pandemi juga peluang memulai usaha baru, seperti membuat produk wedang secang atau uwuh yang ia jual, baik secara langsung maupun daring.

"Alhamdulillah masa pandemi ini justru membawa berkah bagi saya," tuturnya.

Selain budi daya lalat dan cacing yang dilakukan Oos, warga lain di KBA Telaga Murni melakukan budi daya berbagai jenis ikan, sayur-mayur, serta tanaman herbal yang juga memberikan banyak nilai tambah bagi perekonomian mereka.

Dengan komitmen yang kuat ratusan warga di KBA Telaga Murni, lingkungan perkampungan yang dahulu kumuh tersebut, saat ini tertata rapi dan asri.

Sejauh mata memandang, orang-orang akan disuguhi pemandangan taman tematik yang asri dan menawan sehingga mereka merasa ingin terus berlama-lama di tempat itu.

KBA Telaga Murni saat ini juga telah menjadi salah satu pusat ekowisata di Kabupaten Bekasi yang dapat dikunjungi dan dijadikan contoh masyarakat desa-desa lainnya.

Pada akhirnya, hasil dari komitmen kuat setiap orang itu tidak mengingkari usaha yang telah mereka lakukan. Buah manis itu kini dirasakan warga di KBA Telaga Murni.

Selayaknya contoh baik dari upaya menjaga lingkungan tersebut ditiru warga lainnya sehingga semakin banyak orang sadar pentingnya menjaga lingkungan, sekaligus kian berdaya. Bahkan, di tengah pandemi.

Baca juga: Anak muda penggerak kemajuan raih SATU Indonesia Awards 2020
Baca juga: SATU Indonesia Awards jaring 11 pejuang tanpa pamrih COVID-19
Baca juga: Astra - Kemendikbud sinergi tingkatkan kualitas pendidikan

Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020