Jakarta (ANTARA) - PT Surya Nuansa Utama (Sun Energy) menyatakan kesiapan mendukung program Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap yang telah dicanangkan pemerintah.

"Pemerintah menargetkan energi baru dan terbarukan 23 persen pada tahun 2025, kami siap untuk berkontribusi dalam target itu melalui PLTS atap," kata Head of Business Solutions PT Surya Nuansa Utama (Sun Energy) I Made Aditya Suryawidya di Jakarta, Rabu.

Aditya mengatakan pada awal 2021, Sun Energy telah mengantongi dua pekerjaan pemasangan PLTS atap yakni dengan salah satu BUMD perkebunan di Sumatera Selatan dan di Danau Batur (Bali).

Kedua lembaga tersebut membangun PLTS atap untuk dipergunakan bagi penyediaan air minum dalam mendukung kegiatan usaha. Sebelumnya, perusahaan berhasil membangun PLTS atap perusahaan di Cikarang (Jawa Barat).

Kehadiran PLTS atap, sejauh ini ditujukan untuk menghemat penggunaan listrik dengan tetap memanfaatkan aliran dari PLN yang besaran untuk industri bisa sampai dengan 30 persen.

"Hal ini mendorong sejumlah perusahaan/ industri yang konsumsi energi listriknya besar banyak yang beralih untuk memanfaatkan PLTS atap. Tujuannya untuk memangkas biaya operasi," kata Aditya.

Baca juga: Investasi 129 juta dolar AS, PLTS Terapung Cirata mulai dibangun 2021
Baca juga: Listrik tenaga surya jangkau perbatasan Papua

Bahkan, perusahaan melalui anak usaha juga menyasar segmen rumah tangga yang ingin memanfaatkan PLTS atap. Terkait hal itu perusahaan telah menjalin kerja sama dengan pengembang perumahan.

PLTS atap ini,l lebih praktis. Selain bisa ditempatkan di atas bangunan juga bisa di tempat parkir atau permukaan air seperti di danau.

Terkait biaya, Aditya mengatakan tergantung banyak faktor di antaranya lokasi pemasangan dan juga kualitas teknologi yang digunakan.

"Kami memberikan solusi dengan dukungan sistem finansial 'no capex' (capital expenditure/ belanja modal) dengan menyediakan 100 persen investasi di muka (upfront capital investment)," kata Aditya.

Sun Energy juga tengah menjalin kerja sama dengan BUMN, yakni Wika dan LEN Industri untuk meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang sejauh ini baru 40 persen. Kerja sama ini terutama untuk panel surya yang selama ini masih harus impor.

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020