Masih bisa tetap berjalan meski tersendat sedikit
Jakarta (ANTARA) - Plt Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Maritim dan Investasi Ayodhia GL Kalake mengatakan pandemi COVID-19 telah menghambat pelaksanaan pembangunan infrastruktur.
Ia mengatakan hambatan terjadi dalam hal pelaksanaan proyek akibat pembatasan-pembatasan yang mengurangi ruang gerak pembangunan proyek infrastruktur.
"Kami mencoba mengidentifikasi, dari berbagai proyek itu (ada hambatan) dalam hal pelaksanaannya. Karena terjadi pembatasan yang mengurangi ruang gerak pembangunan di mana pekerja dibatasi. Kita agak dilema, mau menegakkan konsep padat karya dan menggerakkan masyarakat, tapi juga kita dibatasi protokol kesehatan yang harus dipenuhi," katanya dalam webinar bertajuk "Komitmen Negara Membangun Infrastruktur Konektivitas di Tengah Pandemi COVID-19" di Jakarta, Selasa.
Baca juga: PLN peroleh pinjaman 500 juta dolar untuk infrastruktur listrik EBT
Meski terhambat, Ayodhia memastikan semua proyek tetap berjalan. Ia juga menyebutkan sejumlah proyek infrastruktur yang telah berhasil direalisasikan meski sedikit mundur, salah satunya Pelabuhan Patimban yang baru di-soft launching pada 20 Desember 2020.
Untuk mendukung Pelabuhan Patimban, Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga akan menyiapkan kawasan industri Patimban City dan Rebana serta Bekapur yang akan terintegrasi dengan Jalan Tol Cipali, Tol Cisumdawu dan Kertajati.
"Diharapkan ini masih bisa tetap berjalan meski tersendat sedikit. Pembangunan lain seperti jalan tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran dan tol untuk mendukung Pelabuhan Kuala Tanjung memang tersendat sedikit," ungkapnya.
Ayodhia juga mengungkapkan pada 2021, pemerintah masih akan terus memprioritaskan pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan tol, pelabuhan dan bandara.
Pembangunan infrastruktur dasar tersebut juga banyak diminta pemerintah daerah sebagai upaya mendukung kegiatan ekonomi di wilayah mereka.
"Ada pemda yang minta dibantu pembangunan infrastruktur apakah melalui anggaran PEN (pemulihan ekonomi nasional), rata-rata memang menginginkan perbaikan di pelabuhan dan bandara seperti perpanjangan runaway agar bisa menampung lebih banyak penumpang atau menampung sandar kapal yang lebih besar," katanya.
Sementara untuk proyek-proyek tahun jamak, pemerintah akan berupaya mencari solusi pembiayaan termasuk dengan menggunakan blended finance hingga dana dari Sovereign Wealth Fund (SWF).
Baca juga: Kemenhub pastikan pembangunan infrastruktur tetap berjalan
Baca juga: Kementerian PUPR-Kemenhub koordinasi terkait perencanaan infrastruktur
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020