Sektor transportasi akan tetap memainkan peranannya untuk mencegah kemiskinan yang lebih dalam lagi
Jakarta (ANTARA) - Asian Development Bank (ADB) menyebutkan sektor transportasi akan menjadi soko guru perekonomian Indonesia pada 2021 mengingat pemulihan dampak pandemi COVID-19 diperkirakan belum tuntas pada tahun depan.
"Kalau kita melihat sektor transportasi, mau ada pandemi COVID-19 ataupun tidak, sektor ini akan tetap menjadi soko guru perekonomian Indonesia di tahun 2021," ujar Vice President ADB Bambang Susantono dalam seminar daring yang digelar Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) di Jakarta, Senin.
Baca juga: ADB perkirakan sektor pariwisata belum bisa pulih tahun depan
Menurut dia, sektor transportasi akan tetap memainkan peranannya untuk mencegah kemiskinan yang lebih dalam lagi, memberikan akses ke berbagai hal, dan juga tentu saja mencoba untuk tidak ada kecenderungan terjadinya ketimpangan yang lebih besar dari sisi ekonomi.
"'Luka' yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19 ini tampaknya pemulihannya akan memakan waktu lama," katanya.
Selain itu, ADB juga melihat adanya kecenderungan negara-negara kaya dan mampu akan cepat beradaptasi dan kemudian keluar dari kondisi yang sulit ini.
Sebaliknya, negara-negara tidak mampu akan tertinggal.
Maka dari itu, lanjutnya, kurva pemulihannya kemungkinan berbentuk K, karena negara kaya dan mampu akan cepat pemulihannya, namun negara yang tidak mampu ini akan tertinggal jauh sehingga kurva K-nya akan semakin lebar.
Ketimpangan besar akan terjadi antara negara yang kaya dan miskin, kota dan desa, serta daerah yang memiliki kemampuan dengan yang tidak memiliki kemampuan.
"Jika ketimpangan tersebut semakin besar maka yang terjadi adalah stabilitas ekonomi, sosial dan politik akan ikut terpengaruh. Ini tentunya harus diwaspadai," kata Bambang.
ADB juga memperkirakan pandemi COVID-19 akan mengakselerasi sejumlah tren yang sudah ada, pada 2021 seperti digitalisasi dalam pendidikan, finansial, bisnis dan administrasi publik dan sebagainya, serta dekarbonisasi transportasi melalui sejumlah komponen ramah lingkungan, contohnya kendaraan listrik.
Kebijakan yang baik, mencakup keselamatan, digitalisasi dan ramah lingkungan juga akan memainkan peran sentral di masa pascapandemi.
"Aspek kesehatan pada tahun depan, masuk ke dalam variabel keselamatan. Kalau selama ini keselamatan sering dikaitkan dengan masalah kecelakaan, maka kita harus berpikir ulang bahwa variabel keselamatan juga mencakup aspek kesehatan," kata Bambang.
Baca juga: Kemenhub pastikan pembangunan infrastruktur tetap berjalan
Baca juga: Bandara Bali perketat protokol kesehatan selama libur Natal-Tahun Baru
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020