Banjarmasin (ANTARA) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalimantan Selatan KH Husin Naparin mengatakan radikal muncul karena masalah agama yang ditekan.

"Maka muncul marah itu, sehingga kita harus saling rangkul, jangan sampai timbul hal itu," ujarnya saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) MUI Kalsel di Hotel Best Western Banjarmasin, Sabtu.

Dia berharap di Kalsel tidak ada yang mengungkit masalah tersebut, hingga tidak ada muncul bibit-bibit radikal.

"Memang pengaruh dari luar cukup besar bisa memunculkan ini," ujarnya.

Baca juga: Setara Institute: Menjaga toleransi jadi tantangan Menteri Agama

Baca juga: Kemendikbud tantang mahasiswa berlomba puisi toleransi saat pandemi

Untungnya, kata KH Husin Naparin, masyarakat Kalsel dapat berpikir bijak dalam melihat segala persoalan di nasional, sehingga tindakan ke arah radikal itu tidak sampai terjadi.

"Orang kita inda bacakut (warga kita tidak ingin bertengkar), orang kita suka damai, orang Banjar itu tidak suka bersoal apalagi mahual orang (buat ribut dengan orang)," tuturnya.

Dia pun berharap, semua masyarakat Indonesia juga demikian, agar mementingkan persatuan dan kesatuan, sehingga negara ini bisa terus damai.

Jika ada pertentangan atau masalah, katanya, hendaknya diselesaikan dengan baik dan berkeadilan.*

Baca juga: Peringatan Hakordia, Sri Mulyani: Tidak ada toleransi terhadap korupsi

Baca juga: Mahfud sebut Indonesia laboratorium pluralisme dan toleransi

Pewarta: Sukarli
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020