Jakarta (ANTARA) - "Soul" merupakan film animasi panjang terbaru dari studio Pixar, yang berfokus pada Joe Gardner (Jamie Foxx), seorang guru musik sekolah menengah, bermimpi menampilkan musik jazz di atas panggung tetapi merasa bosan dan tidak puas dengan pekerjaannya saat ini.

Joe kemudian ditawari posisi penuh waktu di sekolah, yang ibunya, Libba (Phylicia Rashad), ingin Joe menerima penawaran itu karena Libba berpikir pekerjaan tersebut akan membuat putranya aman secara finansial.

Secara kebetulan, teman dan mantan muridnya Curly (Questlove) mengungkapkan bahwa musikus jazz terkenal Dorothea Williams (Angela Bassett) mengadakan audisi terbuka untuk pemain piano di Half Note Club.

Joe mengikuti audisi tersebut dan berhasil mengesankan Dorothea, yang menawarinya pekerjaan saat itu juga.

Baca juga: Jamie Foxx berikan "Soul" untuk Natal di bioskop

"Soul" (2020). (Pixar)

Saat Joe dengan senang hati bersiap untuk penampilan pertamanya, dia tak sengaja jatuh ke dalam sebuah lubang.

Joe menemukan dirinya sebagai jiwa yang menuju ke "Great Beyond". Karena tidak ingin mati, dia mencoba melarikan diri tetapi malah menemukan dirinya di "Great Before" di mana konselor jiwa, yang semuanya bernama Jerry, mengatur dan mempersiapkan jiwa-jiwa muda untuk hidup di Bumi.

Di sana, ia ditugaskan menjadi mentor untuk sebuah jiwa muda bernama 22, yang tidak berminat untuk menjalani kehidupan di dunia. Tidak seperti Joe yang baru saja akan memulai petualangannya, 22 mengaku tak bisa ke Bumi karena tidak lulus dalam pencarian "spark" -- sebuah percikan atau semangat hidup.

Baca juga: Film animasi Pixar "Soul" tayang mulai hari Natal

Joe mencoba mendapatkan 22 menemukan sesuatu yang menarik, tetapi tidak berhasil. Dengan berbagai cara untuk mencarikan 22 "spark" dan jalan Joe untuk kembali hidup, akhirnya mereka berhasil turun ke Bumi, namun dengan jiwa yang tertukar.

22 yang semula tak ingin merasakan kehidupan di dunia mau tak mau secara tidak sengaja berada di tubuh Joe. Sementara, jiwa Joe berada di tubuh seekor kucing.

"Soul" (2020). (Pixar)

Dalam satu hari, mereka harus memutar otak agar tujuan keduanya bisa tercapai. Di perjalanannya, banyak cerita dan momen yang terbuat di sebuah sudut kecil nan ramai di New York.

Disutradarai oleh Pete Docter ("Up", "Inside Out") dan ditulis oleh Docter, Kemp Powers dan produser Mike Jones, "Soul" rasanya lebih besar dari sekadar film yang ditonton di musim liburan.

Baca juga: Tinggalkan bioskop, film "Soul" tayang di Disney+

Dengan premis menarik yang berfokus pada kehidupan di bumi dan kehidupan setelahnya, Docter berhasil membawa penonton berkelana dan mencari jati diri serta "spark" seperti layaknya Joe dan 22.

Berbeda dengan film Pixar lainnya, "Coco", "Soul" memiliki sentuhan khasnya sendiri. Film ini mengajak penontonnya untuk berpikir ulang, sekaligus mampu menyentuh perasaan lewat serangkaian dialog cepat dengan alur yang terus maju.

Dinamika di antara dua tokoh utamanya pun menyenangkan untuk disaksikan, lantaran keduanya memiliki karakter yang sama-sama kuat.

"Soul" (2020). (Pixar)

Terdapat sebuah adegan yang menunjukkan kolase kehidupan setiap orang. Kehidupan Joe -- dinilai 22 merupakan kehidupan yang biasa saja dan cenderung suram.

Joe mungkin telah kehilangan nyawanya, tetapi dia belum siap untuk membiarkan takdir menentukan keputusannya. Di sinilah ia berperan untuk menunjukkan kepada 22 dan dirinya, bahwa hidup layak untuk diperjuangkan karena ia memiliki api semangat dan cinta untuk banyak hal.

Baca juga: Rekomendasi film yang cocok ditonton saat libur Natal

Sementara 22, yang belum bisa menemukan alasannya untuk hidup di dunia, akhirnya dipaksa untuk mencicipi kehidupan melalui tubuh Joe. 22 juga bisa mengakses banyak informasi terkait memori dari guru musik ini.

Ketika mereka berpetualang bersama, rupanya banyak momen yang ternyata baru bagi kedua tokoh tersebut, tak terkecuali Joe, yang sudah bertahun-tahun hidup sebagai manusia. Bagaimana ia kemudian bisa jujur kepada orang-orang terdekatnya, hingga dirinya sendiri.

"Soul" (2020). (Pixar)

Visual dan animasi yang sangat cantik dan impresif dari Pixar, semakin melengkapi cerita dengan baik. Pixar, yang identik dengan animasi bergaya 3D, kali ini memadukan banyak teknik untuk menggambarkan cerita "Soul".

Sutradara Docter mengatakan bahwa para pembuat film dan animator di balik "Soul", mengusung gaya yang "vaporous", "ethereal", dan "non physical" yang diharapkan mampu membuat imaji tentang definisi sebuah "jiwa" dari beragam kultur dan agama.

Baca juga: "Wonder Woman 1984" ungkap pentingnya kejujuran

Desainnya juga terinspirasi oleh gambar awal yang dibuat oleh Docter. Para animator menciptakan dua desain untuk jiwa dalam film; satu untuk jiwa baru di "The Great Before", yang oleh pengawas animasi Jude Brownbill digambarkan sebagai "karakter yang sangat imut, menarik, namun sederhana", dan satu lagi untuk jiwa mentor, yang memang menampilkan karakteristik khas karena sudah pernah berada di Bumi.

Para animator juga membuat desain khusus untuk 22 karena karakter tersebut belum pernah ada di Bumi tetapi sudah mulai berkembang. Animator Pixar menciptakan teknik menggambar garis (unprecedent technique) untuk menggambarkan para Jerry di "The Great Before".

Tak hanya visualnya yang cantik, "Soul", yang berfokus pada budaya orang kulit hitam dan kedekatannya dengan jazz, memiliki deretan soundtrack dan scoring yang sama indahnya.

Trent Reznor and Atticus Ross adalah komposer untuk scoring di film ini, sementara Jon Batiste berperan sebagai penulis dan komposer untuk musik jazz yang ditampilkan di film. Ketiganya berhasil menyatukan musik sebagai elemen penting cerita.

"Soul" (2020). (Pixar)

Pada saat yang sama, "Soul" juga menemukan cara untuk menyematkan musik ke dalam warna baru di sebuah bentuk film animasi khas Pixar.

Musik jazz dalam film tak hanya berperan sebagai hiasan pada cerita atau peningkatan emosional, tetapi juga merupakan bagian penting dari narasi.

Bakat Joe untuk improvisasi, dan untuk mendengarkan orang lain melalui jazz, adalah kunci untuk perkembangannya sebagai karakter dan dasar dari apa yang berhasil dia ajarkan.

Secara keseluruhan, "Soul" merupakan perjalanan yang menawan, baik bagi para tokohnya, maupun para penontonnya -- berusia muda dan tua.

Baca juga: "Imperfect", sebuah refleksi untuk mencintai diri

Seperti layaknya sebuah komposisi jazz, "Soul" memiliki satu cerita utama yang bisa terasa mengalir begitu saja dengan berbagai kejutan hangat dan menyentuh jiwa, sebelum akhirnya lagu itu berakhir dengan manis bagi para penikmatnya.

Dan selayaknya musik yang sering mengingatkan kita kepada berbagai momen yang pernah terjadi, "Soul" juga mengajak penonton untuk tak lupa merayakan kehidupan, dan menikmati setiap momen dan waktu yang telah dan akan terjadi -- dengan penuh rasa syukur, tanpa penyesalan.

"Soul" mulanya ditayangkan perdana di London Film Festival pada 11 Oktober 2020 dan dimaksudkan sebagai rilis teater, akhirnya harus digeser ke bentuk digital karena pandemi COVID-19.

Petualangan Joe dan 22 dapat disaksikan eksklusif di Disney+ Hotstar mulai 25 Desember 2020.


Baca juga: Resensi Film - Membayangkan dunia tanpa The Beatles dalam "Yesterday"

Baca juga: Si badut Pennywise kembali mengajak bermain dalam "It: Chapter 2"

Baca juga: Film animasi Disney Pixar "Luca" rilis di bioskop 2021

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020