Jakarta (ANTARA/JACX) - 2020 menjadi tahun kelam bagi warga dunia akibat pandemi COVID-19 yang muncul pertama kali di Wuhan, China pada Desember 2019 lalu menyebar ke seantero jagat.

Kemunculan COVID-19, penyakit yang dipicu virus corona jenis baru SARS-CoV-2, bukan saja meluluh-lantakkan sektor kesehatan, melainkan juga menggerogoti informasi medis yang benar dan akurat yang mestinya menjadi rujukan masyarakat.

Masyarakat dunia tak hanya terancam COVID-19, tapi juga infodemik, istilah yang dipakai untuk menggambarkan banjir informasi yang tidak benar tentang pandemi.

"Istilah Infodemik itu sudah mengglobal karena turut memperburuk situasi, kita saat ini di situasi pandemik, wabah global, bukan lokal. Infodemik tidak menolong situasi yang parah ini," demikian disampaikan Pendiri Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Harry Sufehmi pada April 2020.

Namun, infodemik bukan saja hoaks yang beredar sepanjang 2020. Masih banyak konten-konten disinformasi atau pun misinformasi lain yang juga muncul dan membingungkan masyarakat.

Baca juga: Presiden tak ingin biarkan ruang kosong di media sosial diisi hoaks

ANTARA turut mengidentifikasi dan menyaring informasi hoaks yang beredar di Internet, terutama media sosial atau dalam bentuk pesan berantai.

Berikut hoaks paling riuh sejak Januari hingga Desember 2020 yang paling mendapat sorotan pembaca antaranews:

Hoaks pengganti Wapres Ma'ruf Amin pada Januari

Artikel bantahan hoaks pengganti Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjadi konten paling banyak dibaca oleh pembaca pada Januari 2020.

Hoaks yang muncul hanya tiga bulan setelah pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin itu dilatarbelakangi kekosongan posisi Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Kabar itu bukanlah terkait penggantian Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden dalam Kabinet Indonesia Maju.

Sorotan terhadap posisi dan peran Ma'ruf Amin sebagai pendamping Presiden Joko Widodo menjadi alasan warganet terkecoh oleh unggahan disinformasi itu.

Pasien COVID-19 meninggal pada Februari

Februari menjadi bulan paling signifikan terkait awal pandemi COVID-19 di dunia menyusul penanganan China terhadap penyakit baru itu di kota Wuhan pada akhir Januari.

Di Indonesia, warganet terus disuguhkan informasi, termasuk kabar-kabar hoaks, tentang penyakit yang menyerang sistem pernapasan manusia itu.

Salah satu hoaks yang paling banyak dilihat pembaca antaranews pada Februari 2020 adalah kabar pasien terduga COVID-19 meninggal di Semarang.

Unggahan disinformasi itu muncul akibat keluputan salah satu stasiun televisi memberikan informasi yang tegas kepada publik.

Baca juga: ANTARA diharap bisa bantu tepis berita hoaks

Tayangan berita terkait penanganan COVID-19 di Ibu Kota Jawa Tengah itu merupakan informasi simulasi dari rumah sakit.

Hanya saja, warganet terjebak pada 36 detik pertama tayangan berita video itu. Misinformasi pun berkembang di Indonesia dari kelalaian warganet untuk memastikan informasi yang valid atas tayangan penuh video berita itu.

Misinformasi awal SARS-CoV-2 pada Maret

Bentuk virus, peredaran vaksin, hingga obat-obatan dan herbal yang bisa menangkal COVID-19 menjadi informasi kabur sehingga memicu kemunculan hoaks.

Hasil riset awal terkait COVID-19 di berbagai negara, bahkan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menjadi andalan para pemeriksa fakta secara internasional untuk memastikan informasi yang dibagi ke publik adalah fakta.

Di antaranews, konten antihoaks tentang kemampuan transmisi, ukuran, serta bentuk virus corona menyedot perhatian para pembaca. Konten itu menjadi paling menarik pada Maret 2020.

Kabar kabur penutupan akses luar kota pada April

Jelang Idul Fitri pada Mei 2020, bulan April seakan menjadi penentu. Pemerintah dan masyarakat, ketika itu, optimistis pandemi mereda sebelum libur Lebaran 2020. Tapi, situasi tidak demikian.

Berbagai rencana pun muncul, termasuk penyekatan akses ke luar kota. Masyarakat kemudian dihadapkan pada dilema pulang kampung.

Di antaranews, bantahan hoaks tentang penutupan Pelabuhan Merak-Bakauheni, bahkan hingga libur Idul Adha pada Juli 2020, sangat menarik perhatian pembaca.

Baca juga: Facebook akan hapus hoaks vaksin COVID-19

PT Angkutan Sungai dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Bakauheni menyatakan tidak ada penutupan akses pelabuhan karena menjadi akses barang dan orang dari Pulau Jawa menuju Sumatera, begitu pula sebaliknya.

COVID-19 di produk rokok sampai Jokowi datangi konser pada Mei

Kabar tentang pembatalan cuti bersama Lebaran memang menjadi informasi signifikan pada Mei 2020 bagi masyarakat.

Hanya saja, pesan berantai tentang produk rokok terpapar COVID-19 agaknya menjadi perhatian masyarakat di konten antihoaks antaranews.

Kemampuan virus corona baru untuk menular lewat permukaan benda, termasuk barang konsumsi, sangat merisaukan masyarakat.

Unggahan hoaks lain yang lebih mendapatkan perhatian pada Mei adalah foto Presiden Joko Widodo dalam sebuah konser. Narasi dalam unggahan foto mengklaim Jokowi mendatangi sebuah konser, padahal pemerintah meminta masyarakat untuk menjaga jarak.

Faktanya, foto kehadiran Jokowi dalam konser itu merupakan peristiwa pada 2017. Saat itu, Jokowi mendatangi konser musik Synchronize Fest 2017.

Hoaks politik dan COVID-19, sama-sama riuh hingga Juni

Peringatan hari lahirnya Pancasila pada 1 Juni diiringi berbagai konten hoaks tentang kemunculan kembali Partai Komunis Indonesia (PKI).

Meski pandemi belum usai, isu dan hoaks politik tetap moncer pada Juni 2020 di antaranews.

Baca juga: Kominfo ingatkan hoaks saat pandemi berdampak buruk bagi banyak hal

Konten terpopuler pada bulan itu adalah bantahan pesan hoaks tentang Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Megawati Soekarno Putri.

Nama PDI Perjuangan dan Megawati seringkali masuk dalam unggahan hoaks politik dan kerap dikaitkan dengan kemunculan PKI.

Ibadah haji tidak luput dari disinformasi pada Juli

Penyelanggaran ibadah haji sebagai ritual tahunan umat Islam di Arab Saudi merupakan informasi yang paling diburu warganet Tanah Air pada Juli 2020.

Masyarakat pun mencari-cari kabar terbaru sembari berharap ibadah haji masih dapat dilaksanakan meski kuotanya harus dibatasi.

Hanya saja pencarian informasi selalu menyelipkan hoaks, seperti kabar bohong tentang jemaah asal Padang, Sumatera Barat yang tetap dapat berangkat ke Arab Saudi, meski negara itu menutup akses bagi warga asing.

Faktanya, foto tentang bus-bus jemaah haji asal Padang itu merupakan foto pada 2018 dan bukan pada 2020.

antaranews menangkap pula sorotan pembaca terhadap konten antihoaks yang paling banyak diikuti, selain soal ibadah haji, yaitu sejumlah karyawan di pusat perbelanjaan di Palembang yang terpapar COVID-19.

Dinamika kemerdekaan Agustus berbumbu hoaks salib

Perayaan 17 Agustus yang diharapkan mendongkrak semangat juang masyarakat untuk menghadapi pandemi COVID-19 seakan terganggu oleh hoaks logo resmi HUT ke-75 RI yang disebut menyerupai salib.

Padahal, logo resmi HUT ke-75 RI itu merupakan grafis yang terdiri dari 10 elemen. Masing-masing elemen itu mempunyai makna seperti fokus, kemajuan, progres, efisien, global, dan lainnya.

Baca juga: Menkominfo sebut pemblokiran hoaks jangan diartikan antidemokrasi

Sementara itu, peristiwa kebakaran gedung Kejaksaan Agung RI pada Agustus 2020 juga diiringi hoaks kasus korupsi diputihkan sehingga konten bantahannya pun paling marak.

Unggahan salah soal vaksin dan politik pada September

Setelah pelaksanaan uji coba tahap ke-3 vaksin COVID-19 dilakukan di Indonesia pada Agustus, narasi hoaks pun mengikutinya pada September 2020.

Hal itu dilihat dari artikel populer antaranews yang menyangkal narasi bahwa vaksin Sinovac justru membuat relawan terjangkit COVID-19.

Meski begitu, hoaks politik selalu populer bagi masyarakat. Terbukti dengan antihoaks yang membantah "PDIP buka opsi bubarkan MUI" juga banyak dibaca pada September.

UU Ciptaker ramaikan Oktober

Pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja oleh DPR pada 5 Oktober memicu berbagai penolakan dari sejumlah kelompok masyarakat.

Media massa dan media sosial diramaikan dengan berbagai komentar serta unggahan visual terkait demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja itu, salah satunya menyebut rumah Ketua DPR Puan Maharani dibakar pendemo.

antaranews menelusuri unggahan yang menyebut pembakaran rumah Puan Maharani itu dan menemukannya sebagai konten hoaks.

Artikel itu ramai dibaca pada Oktober 2020 di tengah keriuhan tentang beragam versi UU Cipta Kerja yang muncul di Internet.

Baca juga: Kominfo paling diharapkan cegah penyebaran hoaks

Rizieq Shihab warnai November

Kepulangan pemimpin organisasi massa Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab ke Indonesia memenuhi pemberitaan media dan menyita perhatian masyarakat pada November 2020.

Sebagaimana isu lain yang berkembang, kepulangan Rizieq Shihab juga diikuti hoaks tentang beragam informasi terkait, termasuk tentang FPI.

Hoaks Rizieq Shihab yang viral dan masuk dalam bantahan antaranews sehingga populer yaitu soal Rizieq yang bersumpah tidak mau pulang ke Indonesia.

Faktanya, tidak pernah ditemukan pernyataan resmi Rizieq Shihab ataupun dari FPI terkait sumpah itu.

Pernyataan yang justru muncul dari Rizieq Shihab, seperti dalam pemberitaan media arus utama, adalah dia tidak takut pulang ke Indonesia.

Hoaks lain pada November adalah isu tentang pemilik Surat Izin Mengemudi jenis C (sepeda motor) mendapatkan bantuan sosial.

Unggahan soal bantuan bagi pemilik SIM C itu semula hanya sebagai gurauan saja di media sosial. Sayangnya, sejumlah warganet justru percaya adanya bantuan itu.

Baca juga: WhatsApp kenalkan versi baru chatbot untuk melawan pesan hoaks

Desember, pengetatan kembali akses luar kota

Di penghujung 2020, kabar kehadiran vaksin COVID-19 Sinovac dari China, seakan menjadi gong besar penanganan pandemi dari pemerintah.

Pemberitaan terkait rencana pemerintah mencegah peningkatan kasus COVID-19 dengan menutup akses luar kota pada libur Natal dan Tahun Baru 2021 juga banyak menarik perhatian masyarakat.

Kabar bohong penutupan kota tujuan wisata atau mudik akhir tahun mengikuti dua pemberitaan besar itu, seperti soal Solo "lockdown" dan Malang yang masuk zona hitam.

antaranews telah menyangkal kabar bohong itu karena tidak ada kebijakan penutupan total di kota mana pun jelang akhir 2020.

Kebijakan yang resmi adalah warga yang akan mudik atau ke luar kota diwajibkan untuk mengikuti tes cepat antigen untuk menghindari penularan COVID-19 yang lebih luas.

Namun, hoaks paling heboh pada Desember adalah soal bantuan sosial yang mencatut nama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

BPJS Kesehatan memang telah berulang kali menjadi sasaran hoaks, baik yang dikaitkan dengan penghapusan tunggakan iuran, ataupun pemberian bantuan sosial kepada para peserta.

Baca juga: Pengamat: Waspadai disinformasi untuk provokasi massa

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2020