New York (ANTARA) - Tennessee muncul sebagai episentrum terbaru lonjakan COVID-19, ketika para pemimpin politik Amerika Serikat berusaha mencegah varian yang sangat menular di Inggris ikut melanda AS.
Tennessee, negara bagian AS di kawasan selatan, rata-rata memiliki hampir 128 infeksi baru per 100.000 orang selama tujuh hari terakhir, tingkat tertinggi di negara itu, menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.
Posisi Tennessee diikuti oleh California dengan 111 kasus baru per 100.000 penduduk.
"Negara bagian kami adalah titik lonjakan COVID-19 dan kami membutuhkan masyarakat Tennessee untuk (melakukan) peran mereka," kata Gubernur Tennessee Bill Lee di Twitter.
Cuitannya itu disertai dengan gambar bertuliskan, "Tennessee tidak dapat mempertahankan lonjakan lagi saat liburan."
Para pejabat kesehatan masyarakat percaya bahwa warga Amerika yang bepergian dan berkumpul untuk liburan Thanksgiving berkontribusi pada ledakan kasus terbaru.
Semua mengatakan 31 negara bagian AS telah melaporkan rekor suram dalam infeksi COVID-19 baru untuk Desember karena angka rawat inap dan kematian juga meningkat. Pada Selasa (22/12) saja, lebih dari 194.600 kasus baru dilaporkan muncul.
Masyarakat Amerika, yang melihat secercah harapan dalam peluncuran dua vaksin pada bulan Desember, mengetahui tentang varian virus corona yang lebih menular di Inggris Raya.
AS, tidak seperti banyak negara di dunia, tidak melarang kedatangan pelancong dari Inggris.
Walikota Kota New York Bill de Blasio mengatakan bahwa pelancong internasional akan diminta untuk berada dalam karantina selama 14 hari dan memberikan informasi kontak. Kepolisian akan melakukan kunjungan untuk menegakkan perintah tersebut bagi mereka yang datang dari Inggris.
Wisatawan yang ditemukan melanggar perintah itu akan dikenakan denda 1.000 dolar AS atau sekitar Rp14 juta per hari, kata de Blasio.
Gubernur New York Andrew Cuomo telah meminta maskapai penerbangan agar menyaring pelancong Inggris untuk COVID-19. Negara bagian itu adalah pusat awal penyebaran virus dan telah mencatat lebih banyak kematian akibat COVID-19 daripada negara bagian lain.
Gubernur Washington Jay Inslee minggu ini memerintahkan karantina 14 hari untuk para pelancong yang datang dari Inggris, Afrika Selatan, atau negara lain tempat varian baru terdeteksi.
Lebih dari 600.000 orang sejauh ini telah disuntik untuk melawan virus corona dengan vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNtech serta Moderna. Vaksin-vaksin tersebut disetujui untuk penggunaan darurat oleh Badan Federal AS Pengawas Obat-obatan.
Pemerintah Trump mengatakan pada Rabu (23/12) bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dua miliar dolar AS atau sekitar Rp28 triliun dengan Pfizer untuk mendistribusikan 100 juta dosis tambahan vaksin pada Juli.
Kebanyakan penduduk Amerika telah diberi tahu bahwa mungkin perlu enam bulan atau lebih sebelum mereka memenuhi syarat untuk mendapatkan suntikan. Prioritas diberikan kepada petugas kesehatan, penghuni panti jompo, dan pejabat tinggi pemerintah.
Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Alex Azar serta Dr. Anthony Fauci, pejabat tinggi urusan penyakit menular AS, menerima vaksin Moderna saat siaran langsung televisi pada Selasa (22/12). Presiden terpilih Joe Biden disuntik dengan vaksin Pfizer/BioNTech di depan kamera pada Senin (21/12).
Anggota dewan perwakilan rakyat AS Ilhan Omar, seorang Demokrat dari Minnesota, awal pekan ini mengkritik para pemimpin politik karena menempatkan diri mereka di garis depan untuk pengambilan gambar.
"Kami tidak lebih penting daripada pekerja garis depan, guru, dan lain-lain. Yang berkorban setiap hari. Itulah mengapa saya tidak terima," kata Omar di Twitter.
Di New York City, program vaksinasi diperluas ke Departemen Pemadam Kebakaran, tempat sekitar 6.000 personel telah tertular virus, Komisaris Kebakaran Dan Nigro mengatakan kepada wartawan.
Sekitar 400 paramedis FDNY berbaris untuk menerima dosis pertama vaksin Moderna pada Rabu, termasuk Verena Kansog, koordinator dukungan kehidupan tingkat lanjut untuk Manhattan, yang disuntik di pusat pelatihan di Pulau Randalls.
"Saya merasa lega," Kansog, yang khawatir membawa penyakit itu ke rumah ibunya yang sudah lanjut usia, mengatakan kepada Reuters dalam wawancara telepon. "Saya sama sekali tidak gugup."
Sumber : Reuters
Baca juga: AS sahkan penggunaan darurat vaksin COVID-19 Moderna
Baca juga: Amerika Serikat izinkan penggunaan vaksin COVID-19 Pfizer
Baca juga: Abaikan peringatan COVID-19, warga AS tetap berlibur Thanksgiving
Presiden AS Donald Trump terinfeksi COVID-19
Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020