"Banjir disertai arus deras melanda ruas jalan Desa Tudi dan Pilohulata Kecamatan Monano juga merendam ratusan permukiman warga," kata Kapolres Gorontalo Utara, AKBP Dicky Irawan Kesuma, di Gorontalo, Rabu.
Kendaraan dari arah Buol-Sulawesi Tengah baik motor dan mobil belum bisa melintas akibat banjir berarus deras sejak pukul 14.00 Wita menyebabkan kemacetan panjang.
"Kami membangun sinergi dengan TNI, Basarnas dan pemerintah kabupaten untuk penanggulangan bencana ini termasuk menyiagakan personel di lintas Sulawesi dalam upaya mengatur arus lalu lintas saat banjir surut," katanya.
Baca juga: TNI-Polri-Basarnas bergerak cepat tangani banjir Gorontalo Utara
Baca juga: Basarnas gunakan perahu karet evakuasi warga korban banjir Monano
Imbauan terus disampaikan kepada warga mengingat curah hujan di wilayah tersebut masih tinggi dengan intensitas guyuran sedang.
Musibah banjir Monano dipicu hujan deras sejak pukul 11.00 Wita menyebabkan terjadi luncuran air dan material batu dari perbukitan.
Banjir mulai terjadi sejak pukul 14.00 Wita dan mencapai puncaknya pada pukul 17.00 Wita.
Kondisi terparah terjadi di Desa Tudi dan Pilohulata, air bak lautan merendam dua desa tersebut.
Ketinggian air cukup ekstrem mencapai dada pria dewasa dan berarus deras disertai lumpur tebal.
Banjir merendam lima desa di Kecamatan Monano, yaitu di Desa Monano berdampak pada permukiman 50 kepala keluarga (KK), lalu 158 KK Desa Monas, 150 KK Desa Tudi, 70 KK Desa Garapia dan 70 KK di Desa Pilohulata.
Kerugian materi ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Hingga saat ini hujan masih turun di wilayah tersebut sehingga pengendara diimbau berhati-hati termasuk diharapkan tidak nekad melintas.
Masyarakat agar tetap waspada dan tidak kembali ke rumah sebelum air surut atau situasi dinyatakan aman.*
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020