Angka-angka ini menunjukkan bahwa aktivitas sektor swasta terus menurun, dengan penguncian kedua di Inggris berdampak sangat signifikan pada sektor jasa kami yang sangat penting
London (ANTARA) - Penurunan aktivitas bisnis Inggris semakin dalam setelah negara itu mulai memperketat pembatasan virus corona lagi bulan lalu, Konfederasi Industri Inggris mengatakan pada Rabu, menyerukan lebih banyak dukungan untuk bisnis dari pemerintah.
Keseimbangan perusahaan yang melaporkan pertumbuhan dalam tiga bulan hingga Desember merosot ke -21 dari -16 bulan sebelumnya, meskipun tetap jauh di atas titik terendah krisis pandemi -71 pada bulan Juni, indikator pertumbuhan bulanan CBI menunjukkan.
"Perekonomian mengalami akhir yang buruk untuk tahun yang mengerikan," kata Charlotte Dendy, ekonom utama di CBI.
Baca juga: WHO serukan pertemuan tentang varian baru COVID-19
Baca juga: WHO berkoordinasi dengan pejabat Inggris mengenai varian baru COVID
Survei tersebut dilakukan sebelum akhir pekan lalu diperkenalkannya pembatasan baru yang lebih ketat untuk London dan sekitarnya serta wilayah lain di Inggris Raya.
"Angka-angka ini menunjukkan bahwa aktivitas sektor swasta terus menurun, dengan penguncian kedua di Inggris berdampak sangat signifikan pada sektor jasa kami yang sangat penting," kata Dendy.
Bisnis Inggris juga menghadapi ketidakpastian tentang hubungan perdagangan negara itu dengan Uni Eropa menjelang berakhirnya periode transisi pasca-Brexit pada 31 Desember.
Ukuran ekspektasi untuk tiga bulan ke depan berada di -18, peningkatan dari November tetapi masih menunjukkan sedikit pemulihan di awal 2021.
Para ekonom mengatakan bahwa perpanjangan pembatasan virus corona terbaru hingga Januari dapat mendorong ekonomi Inggris ke dalam resesi baru, meskipun tidak separah pada 2020.
"Tidak ada keraguan bahwa pandangan baru akan diperlukan pada Januari tentang bagaimana pemerintah dapat mendukung bisnis Inggris, mengingat pengetatan baru dalam pembatasan," kata Dendy.
Menteri Keuangan Rishi Sunak akan membelanjakan 280 miliar pound atau sekitar Rp5.355 triliun selama tahun anggaran saat ini untuk melindungi ekonomi dan defisit anggaran diperkirakan hampir dua kali lipat levelnya setelah krisis keuangan global.
Sumber : Reuters
Baca juga: Inggris laporkan rekor infeksi baru saat virus corona mengganas
Baca juga: Tes negatif COVID, pengemudi dapat kembali masuki Prancis dari Inggris
Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020