Peregangan masing-masing 20 hingga 30 hitungan
Jakarta (ANTARA) - Banyaknya aktivitas yang harus dilakukan dari rumah, termasuk bekerja, dikhawatirkan bisa mendukung gaya hidup kurang gerak atau sedentary lifestyle.
"Siapa saja bisa jatuh ke gaya hidup sedentary," kata dokter spesialis kedokteran olahraga, Sophia Hage, saat acara bincang-bincang bersama Xiaomi, Senin.
Menurut Sophia, berdasarkan penelitian yang sudah ada, umumnya perilaku kurang gerak ini terjadi di usia produktif 30-39 tahun dan tingkat pendidikan tinggi, karena mereka pada umumnya bekerja di depan komputer.
Pola hidup sedentary ini juga bisa terjadi pada orang-orang yang tinggal di wilayah perkotaan karena mobilitas mereka sedikit dibandingkan dengan yang tinggal di wilayah pedesaan.
Baca juga: Lakukan ini untuk hindari sakit punggung selama kerja di rumah
Perilaku kurang gerak ini bisa diatasi dengan berbagai cara, tentu yang utama, individu harus dengan sadar mengurangi waktu-waktu inaktif, termasuk mengurangi waktu duduk di depan layar komputer maupun berbaring.
Ketika bekerja di depan komputer, beri waktu istirahat setiap 2 jam, bangkit dari tempat duduk dan lakukan peregangan dari kepala hingga kaki.
"Peregangan masing-masing 20 hingga 30 hitungan," kata Sophia.
Lakukan juga peregangan untuk bagian-bagian tubuh yang jarang aktif ketika duduk, seperti bahu dan pinggang.
Baca juga: Tips memilih monitor untuk berkantor di rumah
Sophia menyarankan untuk istirahat teratur meski pun WFH, misalnya, makan siang di ruang makan atau di tempat mana pun kecuali di depan layar komputer, agar tubuh tetap bergerak.
Dokter bidang olahraga pada umumnya menyarankan untuk tetap mempertahankan 7.500 hingga 10.000 langkah setiap hari agar tubuh tetap bergerak.
Selama berkegiatan dari rumah, target langkah ini bisa dicapai dengan olahraga pagi sebelum mulai bekerja, membersihkan rumah hingga jeda istirahat setiap jam.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tetap berolahraga sesuai dengan rekomendasi, seperti aerobik intensitas sedang, yaitu 150 menit per minggu.
Sementara bagi pengguna jam tangan pintar, smartwatch, mereka bisa memanfaatkan fitur pengingat untuk bergerak setiap beberapa jam sekali.
Baca juga: Mengapa ingin banyak "ngemil" selama WFH?
Baca juga: "Kaum rebahan" merasa lebih gampang lelah saat WFH? Ini penjelasannya
Baca juga: Aman saat WFH, jangan sembarangan pasang aplikasi
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020