1. Bawang putih
Pada awal Maret, banyak kabar yang beredar melalui pesan singkat yang menyebutkan bahwa bawang putih dapat membantu menyembuhkan gejala akibat infeksi virus corona baru. Padahal pada saat itu masih belum terdapat bukti yang sahih bahwa bawang putih dapat membantu menyembuhkan infeksi akibat COVID-19.
Akibatnya, bawang putih sempat menjadi barang langka di pasaran selain harganya yang kemudian meningkat tajam.
2. Jahe merah
Tanaman herbal bernama latin Zingiber officinale ver. rubrum merupakan salah satu jenis unggul tanaman rimpang jahe yang ada di Indonesia. Varietas ini lebih unggul dibandingkan jahe pada umumnya, karena memiliki senyawa aktif yang lebih tinggi.
Jahe merah pun sempat disebut-sebut memiliki khasiat untuk membantu menyembuhkan pasien dengan gejala infeksi COVID-19. Kendati demikian belum terdapat penelitian yang dapat membuktikan klaim tersebut.
Jahe sendiri memiliki manfaat baik untuk meningkatkan imunitas tubuh, sistem pencernaan, melawan peradangan, serta obat tradisional untuk pilek dan mual. Hal tersebut bisa terjadi karena jahe memiliki sifat antioksidan, antiradang, dan antibakteri yang mampu memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah infeksi.
Baca juga: Jahe merah dan COVID-19
3. Jamur cordyceps
Jamur cordyceps adalah salah satu tanaman herbal yang sempat digadang-gadang berpotensi meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga mampu menghambat seseorang terinfeksi virus seperti COVID-19.
Guru Besar Fakultas MIPA dan Pakar Biomolekuler Universitas Brawijaya, Prof. Widodo mengatakan bahwa jamur ini memiliki struktur yang bisa menghambat replikasi virus corona secara langsung.
"Jamur ini sudah lama dipakai oleh masyarakat khususnya di Tibet, Tiongkok dan Korea Selatan karena keunggulannya yaitu memiliki senyawa aktif yang bekerja secara sistemik," ujar dia beberapa waktu lalu dalam sebuah diskusi.
COVID-19 menyebabkan terjadinya badai sitokin pada penderitanya, sehingga dibutuhkan senyawa anti inflamasi untuk meredakan kondisi tersebut. Cordyseps disebut-sebut memiliki potensi untuk menurunkan badai sitokin.
Selain potensi antivirus, jamur jenis ini juga disebutkan memiliki kemampuan untuk meningkatkan kerja paru-paru dan sistem pernapasan lainnya. Hal ini tentu dianggap menjadi kabar baik bagi pasien COVID-19 yang mengalami kesulitan pernapasan. Namun belum ada uji klinis mengenai efektivitas antivirus jamur ini, walau secara tradisional sudah lama digunakan oleh masyarakat.
Baca juga: Harga jahe merah di Mesuji tembus Rp120 ribu/kg
Baca juga: Empon-empon efektif lawan virus, tapi ada syaratnya
Baca juga: Empon-empon, minuman andalan Cynthia Lamusu hadapi corona
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020