Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, dengan konsultasi bersama Duta Besar John Sullivan, memutuskan untuk menutup konsulat di Vladivostok serta menangguhkan operasi konsulat di Yekaterinburg, menurut kementerian dalam keterangan melalui surel, Sabtu.
Keputusan yang merupakan bagian dari "upaya yang tengah dilakukan untuk menjamin keselamatan dan keamanan operasi misi diplomatik AS di Federasi Rusia" itu disebut tidak berdampak pada konsulat Rusia di AS, kata kementerian, tanpa menjelaskan lebih rinci.
Baca juga: Intelijen: Iran, Rusia ingin campuri pilpres AS 2020
Baca juga: AS tolak proposal Rusia untuk perpanjangan 1 tahun pakta nuklir
Sebelumnya, ketika ditanya pada pekan ini mengenai laporan media Rusia bahwa dua konsulat mungkin akan ditutup, Kedutaan Besar AS di Moskow menyebut pihaknya telah menangguhkan operasi di Vladivostok dan mengurangi pekerjaan di Yekaterinburg pada Maret karena pandemi.
Bagaimanapun, relasi AS-Rusia mengalami ketegangan karena beragam isu, misalnya konflik di Suriah hingga Ukraina, juga tuduhan bahwa Rusia telah mencampuri urusan politik dalam negeri AS--yang dibantah Moskow.
Para peretas yang diyakini bekerja untuk Rusia juga dituding melakukan peretasan terhadap lembaga pemerintah dan perusahaan swasta AS.
Pompeo menyebut pada Jumat (18/12) bahwa terbukti "cukup jelas" Rusia terlibat dalam serangan yang membuat tim keamanan jaringan siber di seluruh dunia susah payah untuk mengurangi kekacauan.
Lagi, Pemerintah Rusia menolak tudingan tersebut.
Dalam konferensi pers tahunan pada Kamis (17/12), Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ia berharap Presiden Terpilih AS Joe Biden akan membantu menyelesaikan sejumlah isu sulit dalam hubungan antara Moskow dengan Washington.
Sumber: Reuters
Baca juga: Tunggu hasil resmi, Putin tahan ucapan selamat untuk Joe Biden
Baca juga: Lukashenko kepada Pompeo: Belarus dan Rusia akan respon ancaman luar
Penerjemah: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020