Kondisi jalan ambles sangat berbahaya

Banjarnegara (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah menginformasikan bahwa sebanyak 25 orang warga Desa Suwidak Kecamatan Wanayasa masih bertahan di pengungsian karena rumah mereka rusak berat akibat longsor.

"Sebanyak delapan keluarga yang terdiri dari 25 orang masih bertahan di pengungsian karena rumah mereka rusak berat akibat longsor dan pergerakan tanah," kata Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Budi Wahyono di Banjarnegara, Sabtu.

Dia menjelaskan selain delapan keluarga tersebut ada juga 53 keluarga lainnya yang terdiri dari 169 orang yang biasanya datang ke pengungsian jika hujan turun dengan intensitas yang tinggi dan dalam durasi yang lama.

"Mereka merupakan warga yang rumahnya tidak mengalami kerusakan namun takut terjadi longsor susulan sehingga memilih datang ke pengungsian saat turun hujan dan kembali lagi ke rumah masing-masing jika hujan sudah berhenti," katanya.

Dia menambahkan kebutuhan dasar pengungsi pada saat ini masih mencukupi hingga lima hari ke depan.

"Kebutuhan dapur umum yang biasanya paling mendesak adalah lauk pauk, air mineral dan juga bumbu dapur," katanya.

Dia mengatakan tim gabungan yang dibantu unsur relawan masih terus melakukan validasi data dan pendampingan bagi para pengungsi.

Selain itu, pelayanan kesehatan bagi pengungsi juga terus diberikan secara berkala oleh petugas dari Puskesmas 1 Wanayasa.

Hingga saat ini, kata dia, hujan masih sering mengguyur kawasan tersebut sehingga ancaman bencana susulan masih harus terus diwaspadai.

Bahkan, kata dia, retakan tanah masih terus terjadi di beberapa area hingga menyebabkan ruas jalan yang menghubungkan Desa Suwidak dan Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa ambles.

"Jalan ambles setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak Jumat (18/12). Sebelumnya ruas jalan tersebut sudah mengalami kerusakan karena pergerakan tanah yang terjadi pada awal Desember, namun hujan deras yang terus mengguyur mengakibatkan kondisi pagi ini makin parah hingga mencapai radius 50 meter," katanya.

Dia mengatakan selain kendala cuaca, medan yang sulit di wilayah perbukitan dengan kondisi jalan yang terputus juga menjadi kendala bagi tim gabungan yang berada di lokasi kejadian bencana.

Baca juga: BPBD Banjarnegara kirim perahu karet ke lokasi banjir Purbalingga

Baca juga: BPBD Banjarnegara susun peta wilayah rawan longsor

"Kondisi jalan ambles sangat berbahaya sehingga untuk sementara ini tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat," katanya.

Kondisi terputusnya akses jalan tersebut, kata dia, telah mengakibatkan terisolirnya Desa Suwidak untuk sementara waktu.
Bahkan, kata dia, kerusakan jalan tersebut turut menganggu aktivitas penanganan dan kelancaran mobilitas pejalan kaki.

Untuk mengatasi hal itu, BPBD Banjarnegara dibantu unsur lain terus berupaya melakukan penanganan di lokasi kejadian bencana.

Sementara itu, menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara tercatat ada sebanyak 33 bencana tanah longsor yang tersebar di sejumlah kecamatan yang ada di wilayah setempat pada Kamis (3/12).

Lokasi longsor tersebar di 13 kecamatan yakni Kecamatan Bawang, Klampok, Pagedongan, Karangkobar, Wanadadi, Banjarnegara, Pejawaran, Punggelan, Pandanarum, Pagentan, Wanayasa, Banjarmangu, Susukan.

Sementara itu Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca diketahui bahwa ada peningkatan potensi hujan di Kabupaten Banjarnegara dan Purbalingga hingga beberapa hari ke depan.

Baca juga: 300 lebih warga Banjarnegara-Jateng mengungsi akibat longsor

Baca juga: BPBD Banjarnegara catat 33 kejadian longsor pada 3 Desember

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020